Review | Gigabyte Aorus B360 Gaming 3, Memuaskan Pakai Intel Core i5
Jakarta, METROTVNEWS : Gigabyte juga termasuk dalam jajaran produsen motherboard yang tidak ketinggalan menyediakan motherboard dengan chipset untuk prosesor Intel Generasi ke-8 yang harganya juga lebih terjangkau dengan chipset B360 salah satunya adalah Aorus B360 Gaming 3.
Pertama kali melihat motherboard Gigabyte Aorus B360 Gaming 3 desainnya kami akui masih berusaha menghadirkan desain memikat seperti Gigabyte Aorus X470 Gaming 7 Wifi yang kami ulas beberapa waktu lalu.
Gigabyte Aorus B360 Gaming 3 tidak hadir dengan banyak fitur LED RGB yang menarik perhatian kami. Hanya tersedia hiasan LED RGB di bagian cover heatsink serta tepi motherboard.
Mengusung ukuran form factor ATX sehingga motherboard ini membawa fitur yang cukup banyak di atas papan PCB. Hadir dengan chipset Intel B360 dan socket LGA1151, motherboard ini hadir dengan empat slot kartu RAM.
Empat slot tersebut mampu menampung kapasitas RAM DDR4 hingga 64GB dengan rentang kecepatan 2666/24000/2133MHz serta sudah mengadopsi fitur dual channel memory.
Slot kartu RAM motherboard Gigabyte Aorus B360 Gaming 3 juga mendukung kebutuhan konsumen yang gemar melakukan overclocking dengan tersedia fitur Extreme Memory Profile (XMP).
Sementara untuk antarmuka PCIe, motherboard ini sudah dilengkapi dengan jumlah PCIe yang sangat lengkap, terdiri dari tiga slot PCIe x16 yang berjalan di tiga mode: PCIe x16, x4, dan x1 serta dua slot PCIe x1.
Slot PCIe x16 utamanya yang biasa digunakan untuk memasang kartu grafis hadir dengan PCIe armor. Untuk kebutuhan kartu grafis Aorus B360 Gaming 3 sudah kompatibel dengan fitur AMD Quad-GPU Cross Fire.
Beralih ke dukungan storage atau media penyimpanan data, Gigabyte Aorus B360 Gaming 3 menyedikan enam port SATA 6Gbps serta dua slot M.2 yang ditujukan khusus bagi konsumen yang ingin menambahkan kapasitas media penyimpanannya dengan M.2 SSD.
Tidak ketinggalan Medcom.id juga menaruh perhatian pada I/O Port yang tersedia di bagian back panel. Gigabyte Aorus Gaming 3 hadir dengan fitur I/O port yang terbilang lengkap.
Gigabyte Aorus Gaming 3 masih mempertahankan port PS/2 lalu tersedia satu port USB 3.1 Gen2 Type-A, satu port USB 3.1 Gen1 Type-C, dua port USB 3.1 Gen1, empat port USB 2.0 serta port RJ-45 yang sudah didukung teknologi Intel Gigabit Ethernet LAN.
Untuk kebutuhan display motherboard ini masih menyedia satu port DVI-D dan port HDMI kemudian di sisi audio sudah disiapkan enam lubang audio jack.
Bagaimana Performanya?
Untuk mengetahui seberapa baik performa motherboard Gigabyte Aorus B360 Gaming 3 apabila dipadukan dengan prosesor Intel Generasi ke-8 dari Intel Core i5, Medcom.id melakukan pengujian dengan menggunakan prosesor Intel Core i5-8400 pada motherboard tersebut.
Di pengujian yang dilakukan Medcom.id kali ini dilakukan dalam mode default untuk melihat performa standar bawaannya. Kami juga memasang dua keping RAM Apacer Panther RAGE 2400MHz (2x8GB) DDR4 Dual Channel dan kartu grafis Colorful GTX 1070 X-TOP 8GB serta kipas pendingin Noctua NH-U21S.
Kemudian kami melakukan dua jenis pengujian yakni menggunkan software benchmark dan game. Pertama kami melakukan pengujian menggunakan software PCMark 10, 3DMark, dan Cinebench 15.
Benchmark | PCMark 10 | 3DMark Fire Strike | Cinebench 15 Single Thread | Cinebench 15 Multi Thread |
Skor | 5488 | 15071 | 173 | 932 |
Pada pengujian PCMark 10 kami memperoleh skor yang tergolong tinggi dengan spesifikasi hardware yang kami gunakan untuk pengujian yakni mencapai 5488, kemudian di pengujian 3DMark jenis Fire Strike diperoleh skor 15071 yang membuktikan bahwa motherboard dan prosesor tersebut mampu menopang pengalaman gaming.
Pada pengujian menggunakan software Cinebench 15, di tes multithreading diperoleh skor 932 dan skor single threading mencapai 173 serta memperlihatkan kemampuan rendering yang cukup cepat.
Beralih ke pengujian kedua kami menggunakan tiga buah game yang digunakan sebagai standar pengujian, yakni The Witcher 3: Wild Hunt, Far Cry 5, dan Ashes of Singularity: Escalation dengan konfigurasi tampilan Ultra serta resolusi 1920 x 1080 yang mengandalkan kartu grafis Colorful GTX 1070 X-TOP 8GB.
Tercatat bahwa Gigabyte Aorus B360 Gaming 3 dengan memadukan prosesor Intel Core i5-8400 serta kartu grafis Colorful GTX 1070 X-TOP 8GB berhasil berjalan dengan frame rate tertinggi menembus 60 fps bahkan menyentuh angka 100 fps. Framerate terendah tercatat menyentuh angka 46fps, masih bagus karena berhasil berada di atas 30 fps.
Kesimpulan
Melihat desainnya memang Gigabyte Aorus B360 Gaming 3 tidak memiliki tampilan menyala sekaligus memikat dengan hiasan LED RGB seperti seri motherboard tertinggi Gigabyte Aorus.
Namun melihat fiturnya yang lengkap mungkin konsumen tidak akan keberatan menggunakan platform chipset Intel B360 untuk menopang performanya. Pengguna disediakan empat slot RAM DDR4 dan enam port SATA sekaligus dua port M.2. Fitur di I/O Port motherboard ini juga sangat lengkap.
Bicara performanya, menurut Medcom.id memadukan prosesor Intel Core i5 Generasi ke-8 dengan motherboard ini masih mampu menyajikan performa memuaskan tanpa harus menunggu memiliki prosesor seri tertinggi dari Intel Generasi ke-8.
Motherboard ini dibanderol rentang harga Rp1,6 juta hingga Rp2 juta, setimpal dengan fitur dan performa yang ditawarkan.
Review | AORUS Audio: Tata suara level profesional dioptimalkan untuk Gaming
Dikepung musuh dari berbagai arah ?! Tidak dengan AORUS Audio! Jika musuh kamu mencoba mengepung dari sayap, perhatikan arah suara langkah kaki mereka & hancurkan dengan “flickshot” !
Memanfaatkan suara dalam game memberi Anda keuntungan taktis dan dengan AORUS Audio, Anda dapat mengalahkan lawan Anda secara lebih elegan & efisien! Tidak hanya AORUS Audio yang memberikan efek suara mengagumkan dalam bermain game, sempurna juga bagi pengguna yang suka menonton film atau memproduksi musik di PC. AORUS mengimplementasikan berbagai teknologi audio di motherboard AORUS untuk meningkatkan pengalaman audio ke level kualitas tingkat audiophile. Teknologi seperti codec audio ALC 1220VB, kapasitor high-end, ESS SABRE DAC, adalah alasan mengapa AORUS Audio memberikan pengalaman audio lebih dibandingkan motherboard lainnya. Mari kita lihat berbagai teknologi audio ini dan bagaimana mereka berkontribusi dalam menghasilkan kualitas audio yang jernih dan……..YA….. jernih!
ALC 1220VB Audio Codec
ALC1220-VB dengan 120dB SNR HD Audio menghadirkan suara sebening kristal, kualitas audio yang jernih. Peningkatan kinerja audio dibandingkan dengan generasi sebelumnya terutama terlihat dari keluaran suara front panel. Tingkat kebisingan yang lebih baik, jangkauan lebih dinamis, dan THD (Total Harmonic Distortion) untuk keluaran suara front panel ALC1220-VB adalah salah satu yang terbaik dalam efek suara. Komunikasi dengan teman dalam satu tim game lebih jelas sehingga strategi dalam memenangkan permainan dapat berjalan sesuai rencana tanpa dihambat oleh miskomunikasi akibat kualitas audio yang buruk Jika Anda menikmati streaming dan berusaha untuk menjadi ikon streamer , kejelasan audio yang luar biasa membantu Anda menyiarkan suara Anda lebih jelas. Smart Headphone Amp mendeteksi impedansi secara otomatis pada perangkat audio yang digunakan seperti headset, untuk mencegah masalah yang mengganggu seperti volume rendah atau distorsi dan menyediakan audio high-fidelity yang optimal sehingga Anda dapat mendengarkan musik seperti suara aslinya.
Kapasitor khusus Audio Berkualitas Tinggi
Untuk meningkatkan nuansa kualitas audio onboard dengan menyediakan bass yang lebih kaya dan lebih dalam bersamaan dengan suara frekuensi tinggi yang lebih jelas, digunakan kapasitor WIMA dan Nichicon terintegrasi pada motherboard AORUS. Ini adalah jenis kapasitor yang hanya dapat ditemukan di peralatan audio berkualitas tinggi untuk benar-benar menghadirkan kualitas suara profesional yang biasa dinikmati para audiophile.
ESS SABRE DAC
ESS SABRE DAC adalah teknologi audio “top-of-the-line” yang meningkatkan kinerja audio Anda ke level berikutnya. Biasanya ditemukan pada perangkat audiophile, integrasi ESS SABER DAC pada motherboard terpilih seperti Z370 AORUS Gaming 7 menunjukkan bahwa audio pada motherboard ini dibangun untuk memuaskan para audiophile bahkan yang paling hardcore sekalipun. Anda yang pernah menghadiri konser langsung atau pertunjukan simfoni, Anda akan menyukai teknologi ini. ESS SABRE DAC menghadirkan nuansa suara seperti dalam sebuah konser dan mengintegrasikannya ke dalam motherboard, ESS SABRE DAC menghadirkan pengalaman audio tingkat konser itu ke PC Anda!
AORUS Audio
AORUS Audio adalah fitur yang tidak hanya untuk menikmati kualitas suara tingkat audiophile tetapi juga jika Anda hanya ingin menikmati suara yang sesungguhnya secara sederhana. Kita dapat mengulas secara teoritis tentang suara sepanjang hari, tetapi Anda harus mencobanya sendiri langsung untuk merasakan kualitas suara AORUS!
Review | Round-Up 5 SSD terbaru dari PT NUSANTARA JAYA TEKNOLOGI
Pengunaan SSD semakin menjadi standar saat ini, apalagi dengan menggunakan SSD cukup signifikan meningkatkan kinerja PC/laptop yang sudah berumur. PT Nusantara Jaya Teknologi kembali menambahkan jajaran produk SSD dari GIGABYTE & PALIT sebagai salah satu produk unggulan yang dipasarkan di Indonesia.
Khusus untuk kedua merek ini, keduanya merupakan pemain baru di dunia SSD, seperti kita kenal, GIGABYTE adalah produsen terkemuka untuk motherboard & kartu grafis, sedangkan PALIT dikenal sebagai salah satu partner NVIDIA untuk kartu grafis.
Round-up ini dibuat untuk memberikan gambaran masing masing kinerja dari produk yang ditawarkan dari kedua produsen ini.
Spesifikasi Pengujian
Prosesor AMD Ryzen 1600X
Motherboard GIGABYTE AX370 Gaming K7
Memory G.Skill Sniper X 32GB Kit Dual Channel DDR4-3200C16
VGA GIGABYTE Radeon RX570 4GB
PSU Cooler Master V650
GIGABYTE SSD 120 & 240GB
GIGABYTE mengawali debutnya dengan menghadirkan seri paling entry level, yaitu GIGABYTE SSD, memperkenalkan 2 model dengan kapasitas 120GB & 240GB, kapasitas yang sudah menjadi standar minimal pengguna SSD secara umum.
Link produk : https://www.gigabyte.com/Solid-State-Drive
Menggusung form factor 2.5 inch dengan ketebalan 7mm, kedua SSD dari GIGABYTE ini dapat disematkan kedalam laptop bila spesifikasi laptop tersebut mendukung pemasangan HDD dengan form factor 2.5 inch. Garansi yang ditawarkan 3 Tahun.
GIGABYTE SSD UD Pro 256GB & 512GB
Selain dari varian entry level, GIGABYTE juga menawarkan seri UD Pro yang terinspirasi dari tagline Ultra Durable yang sudah dikenal sejak tahun 2006. UD Pro ini memiliki kelebihan pada jenis NAND yang digunakan, memiliki DRAM Cache untuk realibitas serta durabilitas yang lebih baik.
Link produk : https://www.gigabyte.com/Solid-State-Drive
Sama seperti varian dibawahnya, UD Pro menawarkan garansi 3 Tahun.
PALIT SSD 120GB (Model:UVS10AT-SSD120)
PALIT yang telah lama dikenal sebagai salah satu produsen grafis berbasis GPU NVIDIA juga memasuki bisnis SSD dengan menawarkan produk entry levelnya berkapasitas 120GB, form factor 2.5 inch, mendukung interface SATA 6Gbps serta menawarkan garansi cukup panjang yaitu 3 Tahun.
Link produk : http://www.palit.com/palit/ssdpro.php?id=19&lang=en
Perbandingan Spesifikasi
Agar lebih mudah mengenali dan memahami spesifikasi detail dari masing masing SSD yang ada di artikel ini, silahkan melihat tabel dibawah ini
Semua SSD menggunakan kontroler dari produsen Phison, hanya ada perbedaan seri saja, yang menarik adalah PALIT di websitenya menjelaskan kontroler yang digunakan adalah Phison S3111-S11 & SSD UVS10AT-SSD120 ini memiliki DRAM Cache sebesar 32MB, sedangkan kontroler Phison S3111-S11 tidak mendukung penggunaan DRAM Cache, berbeda dengan GIGABYTE UD Pro series yang menggunakan kontroler Phison PS3110-S10 dimana kontroler jenis ini memang mendukung DRAM Cache dan UD Pro memang menggunakan DRAM Cache. Untuk jenis NAND, hanya GIGABYTE UD Pro series yang menjelaskan dengan gamblang jenis NAND Flash yang digunakan yaitu Toshiba BiCS3 dengan teknologi 3D TLC, sedangkan lainnya menggunakan NAND Flash jenis TLC saja.
Hasil Pengujian
Crystal Disk Info
Dari semua SSD, secara temperatur, UD Pro series memiliki temperatur paling rendah yaitu 30C dibandingkan ketiga SSD lainnya yang mencatat temperatur lebih tinggi 3C.
Crystal Disk Mark (MB/s)
Pengujian Crystal Disk Mark (CDM) dikenal luas sebagai standar pengujian bagi user untuk melihat performa SSD yang digunakan. Untuk round-up kali ini, hasil pengujian CDM bisa dilihat dibawah ini
Secara umum, semua SSD yang diuji melewati spesifikasi klaim dari produsen ! Khusus untuk GIGABYTE SSD 120GB yang diklaim oleh vendor memiliki kecepatan baca tulis 350/280 MB/s ternyata memiliki hasil pengujian yang jauh dari klaim spesifikasi resmi. Duo UD Pro dari GIGABYTE mencatat hasil tertinggi dari pengujian ini.
Anvil’s Storage Utilities (MB/s)
Pada pengujian Anvil’s tercatat UD Pro 512 GB dari GIGABYTE mencatatkan perolehan baca/tulis terbaik dari semuanya, dan yang cukup mengejutkan GIGABYTE SSD 120 dapat melewati kecepatan baca saudaranya berkapasitas 240GB bahkan melewati hasil peroleh UD Pro 256GB. Disisi lain, PALIT mencatatkan hasil kecepatan baca terendah pada pengujian ini.
ATTO DISK BENCHMARK (KB/s)
Hasil aplikasi pengujian sintetik ini mencatat hasil berbeda dengan Anvil’s, maklum bila pada Anvil’s, pengujian menggunakan file sebesar 4MB, sedangkan pada ATTO pengujian baca tulis menggunakan file sebesar 64MB. PALIT menunjukkan tajinya pada pengujian ini, kecepatan tulisnya meninggalkan duo UD Pro dari GIGABYTE dan memiliki angka sama persis dengan GIGABYTE SSD 240GB. Di lain sisi, pada kecepatan baca, UD Pro 512GB mencacatkan kecepatan tertinggi.
AS-SSD Benchmark (MB/s)
AS-SSD Benchmark secara umum menggambarkan kecepatan Sequential Read/Write pada masing masing SSD yang diuji. Kembali terlihat keperkasaan duo UD Pro dari GIGABYTE yang mencatatkan hasil tertinggi.
AS-SSD Benchmark ISO-Program-Game Copy Benchmark (MB/s)
Pengujian dilanjutkan pada simulasi kecepatan SSD dalam menangani proses transfer file format ISO, program & game. Kembali UD Pro dari GIGABYTE mencatatkan hasil tertinggi yang cukup signifikan dibandingkan yang lain. Pengaruh penggunaan DRAM Cache yang besar cukup membantu mendapatkan kecepatan yang lebih tinggi. Catatan khusus bagi kamu yang ingin memiliki SSD dengan antar-muka SATA 6Gbps yang ingin digunakan untuk aplikasi game yang intensif, UD Pro adalah pilihan paling ideal untuk urusan ini.
AS-SSD Benchmark ISO-Program-Game Copy Benchmark Duration (detik)
AS-SSD Benchmark juga memiliki benchmark yang memberikan informasi waktu yang dibutuhkan dalam proses copy file untuk file format ISO, file program & game. Hasil yang diperoleh semua SSD kurang lebih hampir sama, mengingat satuannya dalam detik sehingga angka dibelakang koma menunjukkan satuan milidetik yang sulit untuk dilihat/dirasakan perbedaannya.
IOMeter
Pengujian terakhir menggunakan IOMeter, aplikasi ini akan lebih mencerminkan kinerja input output SSD pada system yang digunakan dalam pengujian. Metode pengujian adalah dengan menjalankan 8 Worker, all test mode dalam waktu 30 menit. Yang dicatat adalah hasil akhir setelah 30 menit..
IOMeter – Total I/O per seconds (IOPS)
Disini terlihat jelas produk premium memang memiliki kemampuan lebih, GIGABYTE UD Pro keduanya menghasilkan kinerja terbaik yang sangat signifikan dibandingkan GIGABYTE SSD & PALIT. Kualitas memang berbicara , adanya DRAM Cache yang cukup besar pada UD Pro serta implementasi 3D NAND TLC membawa UD Pro menjadi yang tercepat dari semua SSD.
IOMeter – Total MB per seconds
Mode testing all test yang diterapkan dalam pengujian benar benar menguras kinerja SSD, pada awalnya angka 300 hingga 400 bisa tercapai namun seiring waktu pengujian yang simultan selama 30 menit, angka angka ini menurun. Kembali GIGABYTE UD Pro mencatatkan hasil tertinggi, baik 256GB maupun 512GB dengan silisih cukup signifikan dengan SSD lainnya, sementara di posisi terakhir ditempat SSD dari PALIT.
IOMeter – Response Time (milidetik)
Kombinasi kontroler, NAND Flash dan DRAM Cache (bila ada) menjadi penentu kecepatan respon SSD ketika menjalankan sebuah perintah, dan dalam hal ini UD Pro series dari GIGABYTE mencatatkan waktu terbaik untuk respon time. Satu cacatan untuk SSD dari PALIT, waktu maksimum respon time tercatat cukup lama dibandingkan SSD lainnya, bahkan hampir 2x lebih lama dibandingkan GIGABYTE SSD 120GB.
KESIMPULAN & PENUTUP
SSD semakin hari semakin murah, dan berkat teknologi NAND yang semakin berkembang pesat, kapasitas SSD juga semakin lama semakin besar & biaya produknya bisa lebih murah dibandingkan beberapa tahun sebelumnya. Masing masing vendor memiliki cara untuk “meramu” produk SSDnya menjadi istimewa & secara marketing kecepatan sequential baca/tulis selalu bisa ditemukan pada spesifikasi sebuah SSD.
Bagi konsumen, membaca sebuah spesifikasi SSD adalah sangat penting, karena akan terlihat apakah uang yang dibayarkan setimpal dengan performa SSD sesuai klaim dari vendor atau sebaliknya. Dari 5 SSD yang diuji kali ini, semua hasil pengujian menunjukkan klaim produsen/vendor sesuai, artinya bisa dipastikan spesifikasi yang tercantum di website masing masing produsen sesuai dengan kenyataan.
Baik GIGABYTE maupun PALIT adalah pendatang baru di dunia SSD, namun produk awal dari mereka ini cukup memiliki kualitas baik dan garansi yang panjang, 3 tahun garansi adalah sebuah pernyataan tidak langsung akan kualitas sebuah produk, apalagi bila dibandingkan dengan produk sejenis dari produsen lain dengan garansi dibawah 3 tahun.
Terbaik dari 5 SSD ini ? Sepertinya akan kembali kepada kebutuhan masing masing, bagi para gamer profesional membutuhkan kecepatan tinggi, atau kebutuhan aplikasi yang cukup intens dalam hal transfer data, GIGABYTE UD Pro series adalah pilihan yang tepat. Sedangkan GIGABYTE SSD & PALIT adalah SSD “mainstream” yang dapat digunakan pada aplikasi aplikasi regular sehari hari.
Pastikan 5 produk SSD ini memiliki garansi dari PT.Nusantara Jaya Teknologi bila anda membelinya, untuk kepastian garansi & layanan purna jual.
Tested & Review by Benny Lodewijk Nitolo Lase
Review | Cooler Master MasterAir MA610P
Cooler Master yang terkenal dengan solusi pendingin prosesor menghadirkan varian baru dari lini MasterAir yang ditujukan untuk kelas mainstream, MA610P. Hadir dengan kompatibilitas luas dengan berbagai socket prosesor yang tersedia saat ini, MA610P dibungkus dengan fitur RGB yang juga kompatibel dengan beragam fitur RGB dari masing masing produsen motherboard.
Spesifikasi & Paket Penjualan
Paket penjualan MA610P bisa melihat di video Unboxing MA610P dibawah ini
Spesifikasi MasterAir MA610P
Fitur Utama MasterAir MA610P
Precision Engineered Heatsink
Heatsink yang dirancang secara khusus dari hasil penelitian yang seksama di laboratorium Cooler Master, menghasilkan sirip aluminium terbaik, dengan optimalisasi pada sirip yang ditumpuk di antara setiap lapisan.
Accelerated Air Pressure
Dua buah kipas MasterFan 120 Air Balance RGB mempercepat pelepasan panas dengan modus Push & Pull. Udara segar ditarik ke heatsink MA610P melalui salah satu sisi, sementara sisi sebaliknya mendorong udara panas dari heatsink untuk memastikan CPU beroperasi secara optimal tanpa mengalami penurunan kinerja karena panas berlebihan.
45% More Contact with CDC 2.0
Teknologi Continuous Direct Contact 2.0 (CDC 2.0) meningkatkan luas permukaan berbahan tembaga hingga 45% untuk memaksimalkan kontak dan penyerapan panas dari CPU. Dengan total 6 buah heatpipe, MA610P mampu memaksimalkan kapasitas TDP.
RGB LED Controller
Tanpa efek RGB LED, rasanya sebuah heatsink kelas mainstream ibarat sayur tanpa garam. MA610P dilengkapi dengan fitur RGB masa kini, bahkan lengkap dengan kontroler RGB dalam paket penjualannya.
RGB yang tertanam di dalam MA610P juga kompatibel dengan berbagai software RGB bawaan dari vendor motherboard, sebagai contoh GIGABYTE, dengan RGB Fusionnya.
Pengujian Kinerja MasterAir MA610P
Spesifikasi Pengujian
Dalam pengujian, digunakan spesifikasi PC sebagai berikut
- Prosesor AMD Ryzen 2700X
- Motherboard GIGABYTE X470 AORUS Gaming 7 WIFI
- VGA GIGABYTE Radeon RX570 Gaming 8GB
- Memory G.Skill Trident Z RGB DDR4 3200C14 16 GB Kit Dual-Channel
- Silicon Power M.2 PCIe SSD 240GB
Sebagai pembanding, digunakan HSF AMD Wraith PRISM yang merupakan HSF bawaan dari paket penjualan AMD Ryzen 2700X
Ruang Lingkup & Metode Pengujian
Dalam pengujian kinerja, ditetapkan suhu ruangan sekitar 26 hingga 27 derajat Celcius, open case dalam arti tidak menggunakan casing, hanya bench table.
Pengujian Kondisi Default (standar)
Kondisi PC sesuai standard BIOS motherboard, kecuali untuk kecepatan memory di load XMP (DDR4-3200 @1.35V), putaran kipas kedua HSF ini di set AUTO dari BIOS, dan dibebankan pengujian Cinebench R15 CPU Multithread 5X looping.
Pengujian selanjutnya menggunakan Prime95 Torture Test (Small FFT) yang menggunakan instruksi AVX dimana instruksi ini akan semakin membuat prosesor panas (lebih panas dari Cinebench). Suhu dicatat setelah Prime95 Torture Test berjalan 5 menit, kondisi putaran kipas untuk kedua HSF di atur pada Full Setting (maksimal).
Pengujian Kondisi Overclock
Pada pengujian overclock, prosesor di overclock ke 4.0 GHz (Multiplier 40x), Vcore di set pada 1.25V, pengujian kinerja temperatur menggunakan metode yang sama seperti pada kondisi default, Cinebench R15 & Prime95 Torture Test Small FFT dengan kondisi putaran kipas kedua HSF di atur pada kondisi maksimal.
Pengukuran suhu menggunakan HWiNFO, CPU (Tdie).
Setup & Pemasangan MA610P
Perlu diperhatikan untuk memasang MA610P di motherboard AM4, terlebih dahulu harus melepaskan bracket bawaan yang ada di motherboard & menggantinya dengan bracket bawaan dalam paket penjualan MA610P.
Dalam paket penjualan MA610P, Cooler Master menyertakan thermal paste MasterGel Pro dan wajib digunakan sebagai penghantar panas antara base HSF dengan permukaan prosesor. Perlu diketahui pemasangan thermal paste sebaiknya diaplikasikan pada base HSF & diratakan pada seluruh permukaan base heatpipe (untuk meratakan bisa menggunakan kartu), seperti gambar dibawah ini.
Setelah MA610P terpasang, memori G.Skill Trident Z RGB dengan tinggi heatsink diatas rata rata memory dengan heatsink lainnya dapat terpasang pada slot pertama di motherboard tanpa terhalang kipas HSF MA610P, hanya dalam pemasangan memory seperti ini, terlebih dahulu harus melepas kipasnya, kemudian memasang memory.
Salah satu kelebihan MA610P terletak pada kompatibilitasnya dengan memory dengan heatspreader tinggi.
Hasil Pengujian
Cinebench Kondisi Default, Fan AUTO
Tercatat suhu yang dihasilkan pada kondisi Cinebench default ini, MA610P lebih baik dari Wrait Prism yang digunakan sebagai pembanding.
Cinebench @ 4GHz (1.25v VCore, Fan 100%)
Kondisi prosesor di overclock pada 4 GHz dengan VCore 1.225v, MA610P cukup menyakinkan bisa meredam panas yang dihasilkan pada test ini. Tercatat suhu maksimal yang diperoleh hanya 71 derajat Celcius.
Prime95 Torture Test Small FFT Default (Fan AUTO)
Prime95 berbeda dengan Cinebench, pada aplikasi ini instruksi AVX akan digunakan secara maksimal sehingga menambah beban pada prosesor secara signifikan dan pada akhirnya meningkatkan suhu saat Prime95 ini dijalankan.
Terdapat selisih 10 derajat Celcius antara Wraith Prism dengan MA610P di suhu maksimal yang diperoleh.
Prime95 Torture Test Small FFT @ 4GHz 1.25V VCore (Fan 100%)
Kesimpulan
Cooler Master MA610P bukanlah hanya sekedar “refresh” lini produk pendingin prosesor dari Cooler Master, produk ini bisa menjadi produk yang cukup bersaing di kelas mid-high HSF dengan fitur cukup melimpah + fitur RGB yang favorit saat ini.
Bila anda kurang puas dengan pendingin standar bawaan prosesor yang digunakan saat ini, atau ingin melakukan overclocking prosesor demi meningkatkan kinerja, MA610P bisa menjadi pilihan cukup baik.
Cooler Master MA610P dijual di harga SRP : Rp 794.000/unit
Review by Benny Lodewijk Nitolo Lase
Review | Silicon Power PCIe M.2 SSD A80 256GB
Produk terbaru dari Silicon Power kembali dihadirkan oleh PT.Nusantara Jaya Teknologi di Indonesia, seiring perkembangan storage yang dinamis, Silicon Power turut serta menawarkan produk SSD berbasis PCIe NVME yang diberi nama A80, dan kali ini kita ulas versi 256GB, model name SP256GBP32A80M28.
Kemasan. Produk & Spesifikasi
SP256GBP32A80M28 datang dengan kemasan sederhana, memang sudah sewajarnya mengingat bentuknya kecil & ringkas.
Perhatian : agar produk yang anda beli memiliki jaminan garansi, pastikan hologram NJT atau segel NJT ada pada produk Silicon Power yang anda beli.
Silicon Power PCIe M.2 SSD A80 256GB memiliki Form Factor M.2 2280, sehingga dipastikan kompatibilitas lebih luas dengan semua motherboard atau laptop (dengan M.2 slot) yang ada dipasaran.
Berikut adalah spesifikasi Silicon Power PCIe M.2 SSD A80 256GB seperti yang tercantum di website resmi www.silicon-power.com
Teknologi yang diusung oleh Silicon Power PCIe M.2 SSD A80 256GB adalah jenis NVME 1.2 dengan kecepatan PCIe Gen3 x 2, mendukung Host Memory Buffer, RAID serta fitur thermal yang menyesuaikan dengan kinerja sehingga dalam pengoperasiannya produk ini tetap dapat mempertahankan kecepatan baca/tulis yang optimal. Silicon Power PCIe M.2 SSD A80 256GB memiliki kecepatan baca hingga 1600 MB/s dan kecepatan tulis hingga 1000 MB/s, perlu diperhatikan ini adalah kecepatan maksimal (up to) bukan kecepatan mutlak karena tergantung dengan periferal lain yang digunakan seperti motherboard atau kondisi lainnya yang mempengaruhi performa.
Tidak ada informasi mencantumkan jenis kontroler ataupun jenis NAND Flash yang digunakan, tapi dari hasil pengamatan kami bisa memastikan bahwa jenis kontroler yang digunakan pada produk ini adalah Marvell 88NV1160 4 NAND Channel, sedangkan untuk NAND, jenis yang digunakan adalah 3D NAND TLC dari Micron.
Pengujian
Untuk pengujian, berikut spesifikasi sistem yang digunakan
- Prosesor AMD Ryzen 7 2700X
- Motherboard GIGABYTE X470 AORUS Gaming 7 WIFI
- Memory G.Skill Trident Z RGB DDR4-3200 16GB Dual-Channel Kit
- System Operasi Windows 10 Pro 64 Bit Build 1803
Hasil Pengujian
Crystal DiskInfo
Pada kondisi idle atau belum beroperasi Silicon Power PCIe M.2 SSD A80 256GB mencatatkan temperatur 49 derajat celcius, dan terbaca dengan jelas beberapa teknologi yang diusungnya seperti NVME 1.2, fitur S.M.A.R.T serta transfer mode PCIe 3.0 x2
AS SSD Benchmark
Pada pengujian ini Silicon Power PCIe M.2 SSD A80 256GB mencatatkan score total 1303 dengan kecepatan baca Sequential Read 1333,74 MB/s dan write sebesar 932,49 MB/s, tidak jauh dari klaim kecepatan baca tulis sesuai yang ada di website produsen.
AJA System Test
Pengujian ini memberikan gambaran kinerja sebuah storage ketika capture video (write) & memutar video (read), dalam hal ini AJA System Test diatur untuk melakukan capture video sebesar 16GB, resolusi 4K dengan codec 10-bit YUV,Silicon Power PCIe M.2 SSD A80 256GB sebagai target drive.
Pengujian ini mencatat angka 36 fps untuk proses tulis dan 71 fps untuk proses baca.
Selain dari interpretasi berdasarkan kecepatan frame per detik, AJA System Test juga dapat memberikan hasil kecepatan baca/tulis dalam satuan MB/s. Tercatat hasilnya tidak begitu jauh dari klaim baca tulis produsen di websitenya.
Anvil Storage Utilities – SSD Benchmark
Kembali hasil cukup konsisten diperoleh dari pengujian Anvil Storage Utilities – SSD Benchmark ini, kecepatan baca tercatat sebesar 1,380 MB/s & kecepatan tulis sebesar 936,01 MB/s
Black Magic Design – Disk Speed Test
Aplikasi ini memberikan gambaran seperti apa storage yang kita gunakan pada produk produk Black Magic Design. Silicon Power PCIe M.2 SSD A80 256GB menunjukkan hasil sangat baik dengan lolos pada hampir semua format testing yang dijalankan, kecuali proses tulis (write) pada format 2160p50 & 2160p60. Kecepatan baca/tulis juga tercatat tidak jauh dari klaim Silicon Power.
Atto Disk Benchmark
Atto Disk Benchmark juga mencatatkan hasil performa memuaskan, sangat mendekati bahkan untuk kecepatan baca maksimal melewati klaim dari Silicon Power.
Crystal Disk Mark & Pengujian Temperatur
Di motherboard high-end seperti X470 AORUS Gaming 7 WIFI yang digunakan dalam pengujian kali ini sudah umum ditemukan adanya heatsink khusus untuk perangkat M.2, tujuannya untuk menjaga suhu operasional pada saat bekerja. Suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan penurunan kinerja yang signifikan & dalam jangka waktu panjang dapat memperpendek umur M.2 SSD yang digunakan.
Kita akan membandingkan kinerja serta temperatur saat tanpa heatsink terpasang & heatsink terpasang.
Perlu diketahui semua pengujian diatas, tidak menggunakan heatsink M.2
Pengujian Tanpa Heatsink
Hasil Pengujian Crystal Disk Mark mencatat hasil konsisten dengan klaim produsen, sekaligus pada pengujian ini kita mencatat temperatur yang dihasilkan menggunakan software HwINFO. Suhu terendah tercatat 49 derajat celcius dan suhu tertinggi tercatat 60 derajat celcius. Kondisi ini masih dalam toleransi sesuai klaim Silicon Power.
Pengujian Dengan Heatsink
Pengujian dengan heatsink terpasang sebagai berikut :
Terlihat ada sedikit kenaikan kinerja tapi sangat tipis sekali, namun dari sisi temperatur, dengan penambahan heatsink diatas M.2 slot mencatat penurunan temperatur yang cukup signifikan. Minimum temperatur tercatat sebesar 47 derajat celcius, 2 derajat lebih rendah dari kondisi tanpa heatsink, dan temperatur maksimal tercatat 51 derajat celcius, 9 derajat lebih rendah dari kondisi tanpa heatsink.
Kesimpulan
Silicon Power PCIe M.2 SSD A80 256GB adalah sebuah produk kelas enty level PCIe M.2 SSD, dari berbagai pembebanan pengujian klaim produsen akan produk ini sesuai apa adanya, terbukti dari nilai nilai yang dihasilkan dalam setiap pengujian mendekati spesifikasi yang tercantum.
Garansi 3 Tahun cukup memberikan kenyamanan bagi penggunanya, terlebih performa yang diperoleh juga cukup baik dikelas sebuah NVME PCIe Gen3 x2 yang tentunya akan lebih pelan dari NVME PCIe Gen3 x4 dan tentunya jauh lebih cepat dari M.2 berbasis SATA 6Gbps.
Bagi kamu yang mencari sebuah drive untuk menambah akselerasi dalam bermain game, menjalankan aplikasi multimedia tingkat pemula hingga menengah, produk ini sangat ideal.
Review by Benny Lodewijk Nitolo Lase
Review | Hands-On Motherboard Gigabyte H370 Aorus Gaming 3
Jagatreview, Awal bulan April 2018 ini, Intel resmi mengeluarkan tiga chipset terbaru mereka untuk prosesor Core i 8th Gen Coffee Lake untuk desktop. Kehadiran ketiga chipset baru ini merupakan solusi yang ditawarkan Intel untuk user yang ingin menggunakan prosesor Intel Coffee Lake, tetapi tidak ingin menggunakan motherboard Z370. Memang, selama ini opsi menggunakan motherboard Z370 tidak terlalu disukai karena opsi itu dianggap kurang baik, dari sisi harga dan fitur.
Tiga chipset yang ditawarkan Intel itu adalah H310, B360, dan H370. Bertambahnya opsi chipset ini akan membuka kemungkinan hadirnya motherboard yang lebih murah untuk Core i 8th Gen. desktop, seperti yang memang umum terjadi dengan chipset Non-Z selama ini. Gigabyte, salah satu produsen hardware terkemuka asal Taiwan, turut menyambut hadirnya chipset baru dari Intel ini dengan menawarkan motherboard baru mereka, salah satunya adalah yang baru saja kami terima ini, Gigabyte H370 Aorus Gaming 3.
Gigabyte H370 Aorus Gaming 3 ini merupakan penerus dari Gigabyte H270 Gaming 3. Sebagai motherboard dengan chipset H370, motherboard ini akan memiliki hampir seluruh fitur premium dari motherboard Z370, kecuali tentu saja fitur overclocking. Karena hal tersebut, Gigabyte memposisikan motherboard baru ini di kelas yang terbilang tinggi, untuk kalangan enthusiast gamer. Di dalam artikel ini, kami akan membahas lebih jauh seputar motherboard Gigabyte H370 Aorus Gaming 3.
Paket Penjualan
Gigabyte H370 Aorus Gaming 3 ini hadir dengan box yang menampilkan logo Aorus yang cukup besar, dan sama seperti seri-seri sebelumnya nuansa warna dari box motherboard Gigabyte Aorus ini menonjolkan warna hitam. Di sisi belakang box dari Gigabyte H370 Aorus Gaming 3 ini terdapat informasi mengenai fitur-fitur yang dimiliki motherboard ini.
Paket penjualan dari Gigabyte H370 Aorus Gaming 3 ini bisa dikatakan standar, sama seperti kelengkapan yang umum tersedia untuk motherboad seri H kelas menengah-atas dari Gigabyte sebelumnya, termasuk Gigabyte H270 Gaming 3.
Tampilan Fisik
Motherboard Gigabyte H370 Aorus Gaming 3 ini hadir dengan ’upgrade’ dari sisi tampilan dibandingkan dengan pendahulunya Gigabyte H270 Gaming 3. Terdapat I/O shroud berwarna hitam yang dilengkapi dengan aksen warna orange, heatsink untuk pendinginan slot M.2 pertama, dan desain baru untuk heatsink PCH, dengan warna silver beraksen orange. Motherboard ini juga menawarkan swapable overlay accent LED, yang merupakan potongan akrilik dengan desain yang dapat Anda kreasikan sendiri. Ya, motherboard ini tentu nya masih dilengkapi dengan fitur RGB, tetapi disebut memiliki transisi warna yang lebih smooth dari generasi sebelumnya.
Untuk pasokan daya, motherboard ini memiliki 24-pin ATX dan 8 pin ATX-12v CPU. Peletakan dari 2 konektor ini berada pada posisi yang terbilang tepat, yang akan mempermudah instalasi konektor tersebut pada casing. Heatsink VRM yang dimiliki motherboard ini juga cukup besar, dan memiliki desain yang cukup robust untuk membantu mendinginkan VRM dari motherboard ini. Selain itu, motherboard ini juga dilengkapi komponen VRM 10 phase. Dengan konfigurasi VRM 10 (8+2) phase ini, kami sangat yakin bahwa motherboard ini dapat dengan sangat mudah menjalankan CPU 6-core Coffee Lake baik untuk seri K ataupun non-K
Empat buah fan header 4-pin ditawarkan oleh motherboard ini, yang tentunya memungkinkan Anda memakai mode PWM untuk kipas. Jumlah header yang tersedia bisa dikatakan standard memadai untuk sebuah motherboard H370. Peletakan dari fan header ini juga saling berdekatan.
Review | PC Part Guide: meramu seni ke dalam teknologi – Part 1
Sumber Zibest.com : Kenapa? Well, saya kira sekarang semua pekerja kreatif harus pakai PC untuk bisa mencari nafkah namun sayangnya, tidak banyak para pekerja kreatif yang paham komponen PC.
Padahal, prioritas pemilihan komponen ini dapat meningkatkan kinerja Anda (baca: menambah pendapatan ^,^) tanpa harus mengeluarkan dana yang berlebihan untuk komponen yang mungkin tidak akan Anda perlukan (alias mengirit modal… nyahaha).
Lagipula, tidak semua pekerja kreatif itu butuh spesifikasi PC yang sama, tergantung dari media yang Anda geluti.
Mari kita langsung melihat ke beberapa komponen yang saya kira penting untuk diperhatikan.
1. Memori / RAM
Saya taruh memori ini di bagian pertama karena komponen inilah yang paling sering salah kaprahnya. Banyak orang beranggapan semakin besar memori itu semakin bagus karena semakin kencang. Faktanya, belum tentu, tergantung dari media apa yang Anda geluti.
Saya dulu bekerja di industri media cetak, majalah, yang berarti saya berkutat di media gambar (image). Jika Anda berkutat di seputar gambar, Anda tidak butuh memori yang berlebihan. RAM 8GB itu sudah lebih dari cukup untuk mereka-mereka yang berkutat dengan file gambar.
Kenapa? Karena file image itu imut-imut, jika dibanding file media lainnya seperti audio, video, atau malah 3D model.
Saya sudah pernah mencoba memanipulasi file sampul majalah (yang ukurannya satu file-nya mencapai 100-200MB, tergantung dari file programnya – PSD, INDD, AI) dengan RAM 4GB, 8GB, dan 32GB di Photoshop, InDesign, dan Illustrator. Hasilnya, selisih kecepatannya hanya sekitar 2-3 detik dari yang 32GB dengan yang 4GB.
Itu tadi media cetak, file media digital jauh lebih kecil lagi – karena harus menghemat ruang di server. Jadi, ada baiknya, Anda mengalokasikan anggaran ke komponen lainnya jika Anda berkutat di file gambar.
Untuk kasta yang lebih tinggi, audio dan video, Anda mungkin butuh RAM 16GB atau lebih. Namun demikian, jika Anda berharap untuk meningkatkan kecepatan rendering (yang merupakan proses paling berat), memori yang lebih besar bukanlah jawabannya karena kecepatan rendering lebih bergantung kepada kecepatan procie Anda, bukan memori.
Sedangkan 3D model, well, ini sepenuhnya tergantung pada kelas perusahaan Anda – nyahaha… Untuk proyek kecil dan menengah, RAM 32GB mungkin sudah memadahi. Namun, itu bukan kasta komersial yang high-end (misalnya render farm) karena kasta high-end bisa saja butuh sampai 200GB RAM…
2. Storage
Saya kira untuk kapasitas storage, jenis media yang saya sebutkan tadi sudah dapat memberikan gambaran, image di tingkat paling bawah, disusul oleh audio, kemudian file video, kemudian 3D model di tingkat tertinggi.
Apa perlu SSD? Well, jika Anda berkutat dengan image, tergantung dari tarif per proyek Anda nyahaha…
Pasalnya, SSD akan mempercepat booting sistem operasi Anda, baik Windows, Mac, atau malah Linux (kayaknya jarang desainer pakai Linux ya… hehe) dan mempercepat waktu starting software manipulasi gambar yang Anda gunakan.
Namun selisih waktu tersebut tidak sebanding dengan selisih harga antara SSD dan HDD yang harus Anda bayarkan – kecuali tarif per proyek Anda sudah tinggi itu tadi ^,^.
Untuk audio, jika Anda berkutat dengan musik elektronik, bukan yang recording (misalnya Fruity Loops untuk kelas amatirnya), Anda tidak butuh SSD. Namun jika Anda berkutat dengan musik recording, ada baiknya investasi ke SSD.
Pasalnya, musik rekaman biasanya dibagi per-track, gitar, vocal, drum, piano, sendiri-sendiri, yang ukurannya besar-besar. Hal ini butuh kecepatan 4K Random Access dari storage PC Anda. Di kecepatan 4K Random Access inilah SSD jauuuuuuh… lebih superior ketimbang HDD.
Bagaimana dengan video? Well, untuk proyek pribadi (vloger YouTube misalnya), bisa iya, bisa tidak. Seperti yang saya tuliskan di atas, kecepatan rendering itu lebih berpengaruh pada processor yang Anda gunakan. So, jika Anda berharap mempersingkat waktu rendering, Anda lebih baik mengalokasikan dana untuk prosesor yang lebih kencang.
Namun, SSD dapat mempercepat waktu membuka file-file video di software yang digunakan – sekaligus saat startingnya.
Di sisi lain, jika Anda bekerja di perusahaan profesional untuk klien kelas kakap, SSD wajib digunakan – toh dana Anda / perusahaan pasti jauh lebih besar ketimbang vloger YouTube ^,^ dan tenggat waktu yang jauh lebih sensitif di kelas ini.
Di kasta tertinggi, 3D model jelas butuh SSD namun jika Anda menggunakan dana pribadi, ada baiknya Anda mencicil SSD tadi keping demi keping – karena harga Rp/GB (Harga / Kapasitas) SSD yang masih tinggi dan Anda butuh ruang besar untuk bermain dengan model 3D – kecuali Anda baru saja dapat warisan.
3. Motherboard
Apa sih pentingnya mobo buat pekerja kreatif? Jujur saja, saya pernah memancing seseorang dengan pertanyaan ini hanya untuk sekedar iseng… nyahaha…
Jawabannya, mobo itu adalah tempat semua komponen menempel, bahkan sampai fan dan optical drive (kalau ada yang masih pakai…) Jadi, kesehatan mobo itu akan berpengaruh ke keseluruhan sistem PC Anda.
So, jika Anda memang berkantong sangat tipis, prioritas utama adalah durabilitas. Namun, jika Anda bisa menabung dan ingin yang berkualitas, saya ada beberapa aspek yang patut dipertimbangkan untuk para pekerja kreatif.
Pertama, carilah yang banyak lampunya… kawkawkaw…
Ralat. Pertama, pastikan mobo tersebut future-proof. Maksudnya, coba cari mobo yang fitur-fiturnya dapat berguna di masa depan (meski mungkin belum berguna saat ini). Misalnya, mobo-mobo berkualitas, seperti Gigabyte GA-X99-Designare EX, sekarang ini sudah menyediakan slot untuk drive NVMe PCIe SSD, baik itu dengan port M.2 ataupun U.2, ataupun port Thunderbolt 3.
Port U.2 misalnya akan meningkatkan bandwith SSD Anda jadi 32Gb/s (dibanding dengan SATA 3 yang hanya 6Gb/s). Sedangkan Thunderbolt 3 merupakan konektifitas terkencang yang ada sekarang ini dengan bandwith 40Gb/s.
Mungkin saat ini Anda masih belum pakai SSD PCIe ataupun perangkat Thunderbolt 3, namun, seperti yang saya bilang tadi, Anda bisa menabung terlebih dahulu sembari menunggu harga turun – toh mobo Anda nantinya sudah siap jika dana Anda sudah cukup.
Pasalnya, para pekerja kreatif akan banyak berkutat dengan manipulasi / editing file multimedia dan performa tersebut, di kebanyakan PC jaman sekarang ini, tersendat (bottleneck) di bandwith interface-nya (seperti USB 3.0 ataupun SATA 3) karena file-file multimedia yang semakin besar dan berat setiap harinya.
Karena itu, mobo-mobo yang mampu mendukung interface berperforma tinggi jadi sebuah fitur future-proof yang bisa dipertimbangkan.
Kedua, cara paling ideal (baca: irit) untuk mendapatkan sebuah PC yang performanya future-proof adalah dengan overclocking – meningkatkan performa PC dengan memaksanya bekerja di atas kecepatan pabrikannya. Overclocking ini sangat berguna agar procie Anda tidak obsolete di beberapa tahun kedepan.
Namun sayangnya, saya tahu masih banyak sekali pengguna PC yang takut atau bahkan tidak tahu soal overclocking. Jika Anda adalah salah satu yang masih awam soal overclocking, Anda bisa mencari mobo yang punya pengaman (fail-safe) di BIOS-nya. Misalnya saja seperti Gigabyte DualBIOS, fitur ekslusif dari Gigabyte, yang juga bisa Anda temukan di seri GA-X99-Designare EX tadi.
Dengan fitur DualBIOS ini, Anda sudah tak perlu lagi risau saat belajar overclocking.
Jujur saja, karena saya memang bukan lulusan teknik (saya lulusan Sastra), saya sedikit ngawur saat belajar overclocking tadi dan, jika bukan karena fitur DualBIOS ini, saya mungkin sudah makan korban belasan ‘jiwa’ mobo.
Asal tahu saja (sebagai referensi betapa ngawur-nya saya), Anda boleh percaya atau tidak, saya pernah merusakkan mobo murah (saya tidak enak sebut mereknya) dalam 3 hari pakai gara-gara yang saya yang terlalu nekat dan sok tahu… kawkakwakaw…
Pasalnya, seperti namanya, fitur DualBIOS di Gigabyte tadi memiliki 2 buah BIOS di dalam satu mobo, satu yang dipakai dan satu backup. Jika Anda keterlaluan (seperti saya) dan PC Anda tidak bisa menyala gara-gara salah atau rusak setting BIOS-nya, backup BIOS tadi akan meng-overwrite yang rusak dan mengembalikannya seperti kondisi awal (seperti fungsi Restore Factory Setting di ponsel – namun dalam tingkatan hardware).
Jadi, pada dasarnya, bagi saya ada 2 aspek penting yang harus dipertimbangkan saat memilih mobo untuk para pekerja kreatif: durabilitas dan fitur yang future-proof (karena saya terlalu pelit untuk beli komponen baru setiap 5 tahun sekali… nyahaha…)
To be continued…
Berhubung sudah terlalu panjang (dan saya sudah mengantuk ^,^), saya akan lanjutkan artikel ini di lain waktu untuk komponen yang belum sempat saya bahas di sini, seperti kartu grafis, dan procie.
Review | Lindungi data anda dengan portable eksternal hardisk Silicon Power A65
Kebutuhan akan tempat atau media penyimpanan data saat ini semakin tinggi permintaannya khususnya media penyimpanan data dengan mobilitas tinggi. Hal ini dibarengi dengan semakin besarnya ukuran file/data yang akan disimpan, mulai dari data data penting hingga file multimedia yang semakin hari semakin besar.
Saat ini memang ada solusi penyimpanan data cloud, namun solusi ini sangat membutuhkan koneksi internet yang cepat dan koneksi internet yang ideal untuk mengambil data dari cloud tidak merata pada semua area atau lokasi.
Tidak heran bila pada awalnya solusi paling sederhana untuk menyimpan data dengan mobilitas tinggi adalah dengan menggunakan USB Flash Disk, namun limitasi kapasitas dan tingginya harga USB Flash Disk dengan kapasitas diatas 64GB menjadikan pilihan ini kurang popular bagi konsumen yang membutuhkan media penyimpanan data ringkas, mobilitas tinggi tapi kapasitas besar.
Solusi lainnya yang berkembang adalah menggunakan hardisk internal yang dipasangi dengan enclosure hardisk dengan antarmuka USB. Solusi ini cukup tepat untuk menyimpan data berukuran besar karena limitasi kapasitas tergantung pada hardisk yang digunakan, tapi kelemahannya terletak pada kualitas enclosure itu sendiri. Tidak sedikit kejadian dimana hardisk malah menjadi rusak ketika dipasangkan dengan enclosure hardisk murah, dan ketika hardisk tersebut rusak otomatis data didalamnya tidak lagi dapat di akses. Belum lagi kemampuan enclosure tersebut menahan beban dan tahan terhadap goncangan.
Silicon Power adalah salah satu produsen yang membuat solusi penyimpanan data menggunakan portable hardisk eksternal namun menambahkan beberapa fungsi fungsi tambahan untuk melindungi data yang tersimpan di dalam hardisk.
Silicon Power Armor A65/A65M
Produk pertama yang kita bahas adalah Silicon Power seri Armor A65 dan 65M (untuk model A65M perbedaannya terletak pada dukungan operating system, A65M hanya mendukung operating system Mac OS 10.5 keatas).
Hardisk di dalam Silicon Power Armor A65/A65M dilindungi dengan beberapa lapisan mulai dari lapisan khusus yang melindungi hardisk, lapisan karet anti air yang mencegah air masuk ke dalam hardisk dan pelindung kombinasi plastik dan karet pada bagian luar untuk meredam getaran.
Spesifikasi khusus dan berbeda dibandingkan dengan produk sejenis lainnya menjadikan Silicon Power Armor A65/A65M adalah salah portable hardisk pertama yang mendapatkan sertifikasi IP-67 yang merupakan standarisasi internasional untuk produk anti-air. Sertifikasi IP-67 menjadikan Silicon Power Armor A65/A65M tahan air hingga kedalaman 1 meter selama 30 menit, artinya ketika produk ini tanpa sengaja jatuh ke dalam air dan tenggelam pada kedalaman hingga 1 meter selama 30 menit, produk ini tetap dapat digunakan dengan normal.
Bukan hanya dari sisi anti-air, Silicon Power Armor A65/A65M juga memiliki standarisasi MIL-STD 810G Method 516.7 Procedure IV (transit drop test), standarisasi ini menunjukkan produk Silicon Power Armor A65/A65M tetap dapat berfungsi dengan baik meskipun dijatuhkan (tanpa tekanan tambahan) pada ketinggian 122 cm pada 26 titik yang berbeda.
Sertifikasi IP-67 dan standarisasi MIL-STD 810G Method 516.7 Procedure IV (transit drop test) adalah gambaran dari kejadian tidak terduga ketika kita sebagai konsumen menggunakan produk portabel hardisk yang dapat menyebabkan data di dalam portabel hardisk tidak dapat lagi diakses atau digunakan, dan Silicon Power Armor A65/A65M menghadirkan kenyamanan dan keamanan bagi penggunanya khususnya dari sisi perlindungan data.
Sedangkan dari sisi perlindungan data secara internal, Silicon Power Armor A65/A65M dilengkapi dengan sebuah software SP HDD Lock Utility yang dapat di unduh secara gratis di Disini.
Software ini akan mengunci data data di dalam Silicon Power Armor A65/A65M sehingga hanya yang mengetahui password saja yang dapat mengakses data di dalamnya. Perlu diingat SP HDD Lock Utility hanya kompatibel dengan operating system Microsoft Windows saja.
Silicon Power Armor A65/A65M adalah pilihan tepat bagi konsumen yang membutuhkan sebuah solusi penyimpanan data portabel berkapasitas tinggi (tersedia dengan kepasitas 500GB, 1TB dan 2TB), mobilitas tinggi, tahan banting dan anti-air (sertifikasi IP-67 dan standarisasi MIL-STD 810G Method 516.7 Procedure IV (transit drop test) , kecepatan transfer data tinggi dengan antar muka USB 3.1 Gen 1 atau USB 3.0 dan dapat digunakan pada berbagai system operasi seperti Windows 10/8.1/8/7/Vista/XP, Mac OS 10.5.x, Linux 2.6.x (kecuali A65M yang hanya mendukung Mac OS 10.5 keatas). Silicon Power Armor A65/A65M juga di proteksi dengan garansi selama 3 Tahun, salah satu produk portabel hardisk dengan garansi terpanjang yang ada dipasaran.
Review | Jajal AORUS Radeon RX 580 XTR, si gemuk yang kencang dan dingin
Sumber Metrotvnews.com, Jakarta: Salah satu varian kartu grafis kelas menengah yang paling banyak diincar saat ini adalah GTX 1060 untuk “kubu hijau” dan RX 580 untuk “kubu merah”.
Dua varian kartu grafis tersebut menawarkan performa yang sudah sangat cukup untuk memainkan berbagai game dengan pengaturan grafis tinggi dan yang paling istimewa dalah banderol harganya tidak terlalu mahal.
Sebut saja AORUS Radeon RX 580 XTR yang baru-baru ini saya uji. Kartu grafis tersebut memang dibanderol sedikit lebih mahal dari kartu grafis Radeon RX 580 lainnya, namun ia memiliki beragam fitur menarik yang cukup bisa dipertimbangkan. Selain itu, performa kartu grafis ini tergolong sangat kencang untuk dikelasnya.
AORUS Radeon RX 580 XTR menggunakan desain pendingin yang sama seperti seri kartu grafis Xtreme Gaming yang pernah dirilis oleh GIGABYTE. Sistem pendingin yang diusungnya memiliki bentuk yang sangat besar meski hanya tampil dengan dua kipas. Kipasnya sendiri didesain khusus agar bisa menghadirkan aliran udara yang lebih baik.
Sistem pendingin bernama WINDFORCE 2X tersebut memanfaatkan kipas berukuran 90mm. Sama seperti kartu grafis kelas atas GIGABYTE sebelumnya, kipas tersebut memiliki kontur permukaan bergelombang yang diklaim mampu meningkatkan aliran udara sehingga pendinginan akan lebih efisien.
Sistem pendinginan tidak hanya ditampilkan dari satu sisi saja. AORUS Radeon RX 580 XTR juga memiliki backplate khusus yang memungkinkan panas untuk disebarkan melalui sisi bawah kartu grafis. Jika diperhatikan, ada sebuah pelat khusus di bagian backplate kartu grafis ini. Pelat tembaga tersebutlah yang bertugas untuk menyebarkan panas dari bagian belakang.
Bagi Anda yang gemar dengan komponen PC yang memiliki fitur RGB LED, kartu grafis ini mungkin akan sangat cocok bagi Anda. GIGABYTE memasang RGB LED pada kartu grafis ini di berbagai sisi, mulai dari sisi depan hingga samping. Sebuah tombol untuk menghentikan kipas juga terdapat di bagian sampingnya, meski saya masih bertanya apakah tombol tersebut akan digunakan oleh gamer.
Terlepas dari itu semua, AORUS Radeon RX 580 XTR masih dilengkapi dengan port output yang lengkap. Anda bisa menemukan tiga DisplayPort, satu HDMI, dan satu DVI jika Anda masih ingin menghubungkan monitor lawas Anda ke kartu grafis ini.
Bagaimana dengan performanya?
Sesuai dengan yang telah saya sebutkan sebelumnya, AORUS Radeon RX 580 XTR merupakan kartu grafis yang kencang untuk dikelasnya. Diuji di dua platform menggunakan prosesor Intel Core i7-7700K dan AMD Ryzen 7 1800X, kartu grafis ini berhasil meraih skor lebih dari 12.000 poin di 3DMark Fire Strike. Skor tersebut tergolong tinggi sebab berdasarkan data kami rata-rata kartu grafis sekelasnya memiliki poin di kisaran 11.000.
Wajar saja jika kartu grafis ini memiliki performa yang kencang, di OC Mode ia bisa memiliki clock speed hingga 1439 MHz. Jika dibandingkan dengan RX 580 versi reference, kartu grafis ini lebih kencang 100MHz. Karena telah menggunakan memori GDDR5 sebesar 8GB, AORUS Radeon RX 580 XTR juga cocok untuk menjalankan game virtual reality.
Pengujian game juga memperlihatkan hasil yang cukup memuaskan. Meski tidak bisa meraih rata-rata framerate di atas 60fps pada pengaturan grafis paling tinggi, namun AORUS Radeon RX 580 XTR masih bisa menyajikan game di atas 40fps. Hanya Ghost Recon: Wildlands yang sempat terekam memiliki rata-rata framerate sebesar 38fps di pengaturan grafis tertinggi.
Opsi lain agar Anda nyaman bermain game dengan kartu grafis ini adalah dengan menurunkan kualitas grafisnya satu tingkat di bawah pengaturan grafis tertinggi. Dari yang saya jajal, Ghost Recon: Wildlands bisa tampil dengan rata-rata framerate 60fps.
Kesimpulan
Jika Anda merupakan pengikut kubu merah dan ingin menggunakan salah satu kartu grafisnya yang memiliki performa terbaik saat ini, maka AORUS Radeon RX 580 XTR bisa jadi pilihan yang tepat bagi Anda. Harganya memang lebih mahal, yaitu dipatok Rp4.730.000, namun di sisi lain Anda akan mendapatkan sistem pendingin yang baik (meski ukurannya besar), dan performa yang sangat mumpuni.
Review | Sharkoon M25-W, keren berkat paduan hitam-putih
sumber Metrotvnews.com, Jakarta: Pasar casing mungkin tidak sebesar kategori hardware lainnya, tetapi tidak menyurutkan para produsen untuk terus menciptakan casing dengan model yang smeakin menarik. Produk casing berikutnya yang datang ke meja pengujian Metrotvnews.com adalah Sharkoon M25-W.
Seperti yang Anda ketahui, Sharkoon adalah salah satu produsen casing yang ikut meramaikan pasar Indonesia, yang menawarkan keunikan dari segi desain dan harga yang cukup bersaing. Apakah casing ini layak menjadi rumah PC Anda? Berikut ulasan Metrotvnews.com.
Mewah adalah kesan pertama saya ketika melihat Sharkoon M25-W. Bukan dari segi desain keseluruhan, balutan warna putih memang menjadi pembeda utama, mengingat selama ini casing pada umumnya menggunakan warna hitam. Alasan utamanya adalah karena warna casing biasanya tidak terlalu dipikirkan konsumen, karena pada akhirnya ia akan diletakkan di bawah meja yang tidak terlalu terlihat.
Warna putih ini memberikan kesan percaya diri pada pemiliknya, ditambah dengan panel samping kiri yang menggunakan kaca akrilik. Dua elemen ini bisa membuat pemiliknya berani meletakkan Sharkoon M25-W di sisi ruangan yang mudah terlihat.
Melihat sisi depannya, Sharkoon M25-W mempunyai desain yang kukuh. penggunaan warna hitam di rongga udara panel depan menjamin sirkulasi udara yang cukup. Antarmuka panel depan ini memang tidak banyak, yang hanya terdiri dari 2 port UBS 3.0, port audio dan mikrofon, dan tombol power. Tombol reset diganti dengan tombol khusus yang hanya bisa ditekan dengan benda kecil seperti jarum. Menurut saya, ini salah satu kekurangan Sharkoon M25-W.
Terkait bentuknya, Sharkoon M25-W masih menganut “konsep lama”. Maksud konsep ini adalah ketersediaan 2 drive bay 5,25 inci untuk pemasangan optical drive. Memang pada kenyataannya, Anda bisa mengakali ruang ini untuk memasang perangkat lain seperti SSD. Meskipun dua drive bay ini tidak bisa dilepas, sisa ruangan yang tersedia masih cukup besar jika Anda ingin melakukan modifikasi khusus terhadap hardware yang dipasang. Sharkoon M25-W memiliki ukuran 45.0 x 21.0 x 46.5cm, memungkinkan penggunaan motherboard dengan form–factor ATX. dan kartu grafis kelas high–end.
Selain dukungan ukuran motherboard, aspek lain yang pastinyya diperhatikan adalah ketersediaan tempat memasang HDD dan SSD. Sharkoon M25-W menawarkan cable management yang cukup baik, yang terlihat dari pemisahan ruang pemasangan HDD atau SSD 2,5 inci dan PSU dalam satu wadah yang tidak terlihat dari sisi kiri casing.
Untuk memasang kedua perangkat ini, Anda harus membuka panel kanan. Pemasangan akan terasa sempit, pemasangan SSD dan PSU cukup mudah karena bisa tidak menggunakan peralatan tambahan seperti obeng, dan Anda bisa mengatur alur kabel yang terhubung dengan hardware lain akan PC terlihat keren ketika dipandang dari sisi kiri.
Sharkoon M25-W menyediakan ruang yang cukup untuk pemasangan sistem pendingin cair, dengan kipas maksimal berukuran 120mm sebanyak dua unit, dan masih ada tempat tambahan untuk kipas dengan diameter yang sama di sisi atas. Informasi tambahan, sisi atas casing tidak tertutup sepenuhnya, melainkan memakai penutup magnet yang bisa menahan debu. Oleh karena, Anda mungkin harus sering membersihkan casing ini. Anda bisa juga memanfaatkan satu lubang kipas tambahan di bagian belakang.
Banderol harga sekitar Rp800 ribu membuat Sharkoon M25-W sebagai sebuah casing menarik dengan harga yang cukup bersaing. Material yang bagus dan sirkulasi udara yang cukup, serta fitur cable management yang baik adalah kelebihan yang patut diperhitungkan.
Di sisi lain, warna putih yang keren membuat Anda harus lebih rajin untuk sering membersihkannya. Selain itu, ketidaan tombol reset mungkin menjadi hal yang tidak biasa untuk sebagian konsumen.