Review | Asus P3B proyektor mungil cocok untuk ruangan minimalis
sumber Metrotvnews.com Jakarta: Bila Anda ingin membeli sebuah barang elektronik, apa yang Anda prioritaskan selain harga? Mungkin sebagian dari Anda menjawab spesifikasi perangkat. Namun, saya yakin bila banyak dari Anda yang juga mempertimbangkan ukuran serta model tampilan dari barang yang akan Anda beli.
Barang elektronik bisa berupa apa saja, termasuk proyektor, dan itulah yang menjadi salah satu keunggulan dari proyektor ASUS P3B. Proyektor berukuran mungil ini tidak hanya mengedepankan sisi mobilitas, ia juga memiliki desain yang menarik dan sangat mudah digunakan. ASUS P3B bahkan memiliki fitur yang memudahkan penggunaannya.
Bila Anda masih ingat, Metrotvnews.com pernah mengulas proyektor mini ASUS S1 yang masih merupakan saudara dari P3B. Perbedaannya ASUS P3B memiliki bodi yang lebih besar dari S1. Jika demikian, Apa istimewanya ASUS P3B?
ASUS P3B memang memilki bodi yang lebih besar dari S1, namun ia masih sangat portabel. Ukurannya pun hanya 153.5 x 43 x 131.2mm, masih sangat kecil ketimbang proyektor konvensional yang masih banyak beredar di pasar.
Selain itu, ASUS P3B juga hadir dengan tas khusus yang sudah bisa mengangkut adapter dan remote-nya, sehingga Anda tak perlu lagi pusing bagaimana caranya membawa proyektor ini.
Proyektor mungil ini juga termasuk mudah digunakan. Ia bisa dikontrol langsung melalui deretan tombol yang ada di bodinya, atau melalui remote control yang sudah disediakan di paket penjualannya. Pada dasarnya, ASUS P3B tidak memerlukan pengaturan ulang. Ia memiliki sistem khusus yang memungkinkan komponen bisa mendeteksi posisi penggunaannya.
Jika Anda membalikkan bodinya 180 derajat, ASUS P3B secara otomatis akan memutar gambar 180 derajat. Hal yang sama juga berlaku bila Anda menaruh proyektor ini dengan sudut yang tidak tegak lurus dari layar. Ia secara otomatis akan mengatur gambar sehingga tampilan layar menjadi disesuaikan dan sama seperti ketika memposisikan proyektor ini sejajar dengan layar.
Secara spesifikasi, ASUS P3B juga merupakan proyektor yang sangat mumpuni. Ia merupakan proyektor tipe short–throw dengan jarak tembak terhadap layar hanya 43cm, ideal bagi Anda yang suka melakukan presentasi di ruangan kecil. Meski tidak menggunakan lensa zoom yang artinya Anda harus menyesuaikan posisi proyektor bila ingin menampilkan layar besar, namun ASUS P3B mampu menampilkan gambar hingga seukuran monitor 200-inci.
Untuk kualitas gambar, ASUS P3B juga termasuk proyektor yang memiliki gambar bagus. Didukung dengan output pencahayaan hingga 800 lumens, monitor ini dapat beroperasi di berbagai kondisi cahaya. Namun, memang tidak akan maksimal bila ia digunakan di tempat yang memiliki cahaya terlalu terang atau digunakan di tempat outdoor di siang hari.
Detail gambar juga bisa ditampilkan dengan sangat baik. Apalagi ia memiliki resolusi yang cukup mumpuni, yaitu 1280 x 800 pixel. Menggunakan saturasi warna NTSC, ASUS P3B mampu menampilkan 16,7 juta warna melalui proyeksinya.
Skenario penggunaan dalam ruangan, terutama ruangan minimalis memang merupakan keunggulan utama proyektor ini. Tidak ada listrik? Proyektor ini telah dilengkapi dengan baterai internal berdaya 12.000 mAh sehingga mampu menemani sesi presentasi Anda kurang lebih selama 1,5 hingga 2 jam. Lebih menariknya lagi, proyektor ini juga bisa dijadikan sebagai power bank bagi perangkat Anda yang lain.
Fleksibilitas juga diusung oleh ASUS P3B. Ia hadir dengan fitur yang memungkinkannya untuk bisa dihubungkan dengan berbagai perangkat, mulai dari PC hingga smartphone. Bahkan ia juga memiliki port USB yang memungkinkan Anda untuk memutar video, audio, dan menampilkan gambar secara langsung.
Untuk fasilitas input-nya, ASUS P3B hadir dengan port HDMI, MHL, dan D-sub. Selain itu, terdapat juga port MicroUSB dan USB agar bisa dihubungkan dengan berbagai macam gadget. Sebagai tambahan, proyektor ini juga memiliki pembaca kartu MicroSD dan memiliki penyimpanan internal sebesar 2GB.
Kesimpulan
ASUS P3B merupakan proyektor mungil dengan portabilitas yang sangat tinggi namun kurang cocok untuk digunakan di ruangan terbuka saat siang hari ataupun ruangan besar. Cahaya memang merupakan musuh utamanya, namun ia sangat berjaya di ruangan minimalis yang saat ini banyak ditemukan diperkotaan, terutama kantor, rumah, maupun apartemen.
Fiturnya lengkap, dan sangat mudah digunakan. Hal tersebut membuat proyektor ini akan sangat berguna bagi Anda yang memerlukan proyektor namun tidak ingin repot baik ketika dibawa maupun digunakan. Semua itu harus Anda tebus dengan harga yang cukup tinggi, yaitu kisaran Rp11 juta.
Review | 10 Tips untuk daily / beginner cpu overclocking
SUMBER ZLBEST.COM Overclocking itu merupakan solusi paling ideal untuk menambah performa PC gaming tanpa menguras biaya. Namun demikian, saya tahu masih banyak yang takut mencoba. Padahal di jaman modern sekarang ini, overclocking sudah jauh ramah terhadap pengguna awam.
Pasalnya, setiap komponen sekarang memiliki pengaman (fail-safe) yang akan menurunkan kecepatan ataupun restart jika kita memaksa performa terlalu jauh.
Di satu sisi, mungkin juga ada di antara Anda yang masih bingung dengan langkah-langkah yang harus dilakukan. Karena itulah artikel ini dibuat.
Sebelum Anda mulai membaca, seperti biasa, saya ingin meluruskan satu hal terlebih dahulu. Tips ini saya buat bagi mereka yang pemula ataupun yang ingin belajar overclocking untuk kebutuhan sehari-hari.
Jika Anda ingin belajar overclocking tingkat menengah ke atas, misalnya yang untuk kepentingan kompetisi, Anda bisa belajar lebih jauh di situs lain yang memang khusus untuk overclocking.
Jujur saja, saya belajar overclocking juga hanya karena pelit… wkwkwkw… Saya tidak mau mengupgrade PC saya setiap kali ada produk baru keluar namun saya ngotot ingin PC saya selalu kencang untuk kebutuhan saya sehari-hari, baik itu untuk bekerja ataupun bermain game.
Jadi, tanpa basa-basi lagi, inilah 10 Tips Overclocking untuk Daily / Beginner CPU Overclocking.
1. Temperature Monitor – HW Monitor / Core Temp
Suhu atau panas adalah musuh utama komponen PC Anda. Apalagi dengan overclocking, suhu komponen Anda akan sedikit lebih panas dari kondisi default.
Selain itu, ketika satu komponen menyentuh suhu tertentu, performanya akan jadi tidak stabil. Karena itulah, hal pertama yang Anda butuhkan adalah software untuk memonitor suhu komponen Anda.
Anda bisa memilih antara HW Monitor ataupun Core Temp, atau malah keduanya.
Saya kira penggunaan monitor suhu ini sederhana. Jika Anda melihat CPU Anda mencapai suhu tertentu – yang bisa Anda lihat dari kedua software ini – Anda bisa kembali menyesuaikan settingan untuk menurunkan kecepatan ataupun voltase.
Satu hal yang perlu dicatat, terkadang kedua software tidak terlalu akurat dalam membaca temperatur maupun tegangan.
Opsi lainnya, Anda juga bisa menggunakan utility dari motherboard yang Anda gunakan untuk keperluan ini. Misalnya, jika Anda menggunakan motherboard GIGABYTE, ada EasyTune yang bisa dipakai.
Jika Anda malas dan tidak ingin repot, Anda bisa menjalankan auto express installation yang ada di CD Driver bawaan dari paket penjualan motherboard GIGABYTE.
2. Prime95
Selain software monitoring suhu tadi, Anda bisa mengunduh Prime95 karena software ini digunakan sebagai stability test.
Ketika Anda overclocking, akan ada kemungkinan performa PC Anda jadi tidak stabil karena itulah Anda membutuhkan software ini.
Stability test ini akan menjalankan PC Anda dalam kondisi Full-Load selama durasi tertentu. Jadi, jika hasil overclocking Anda kurang stabil, software ini akan memberitahukannya ke Anda (atau bisa juga PC Anda akan hang pada saat testing) sehingga Anda bisa memperbaiki settingan overclock dan Anda tidak perlu khawatir PC Anda akan hang pada saat bekerja ataupun bermain game.
Prime95 hanya digunakan untuk menguji stabilitas prosesor dan memori (RAM) saja. Jadi software ini tidak berlaku untuk pengujian kartu grafis – mungkin lain waktu kita akan membahas untuk overclocking kartu grafis.
Nanti kita akan membahas cara pengujiannya lebih lanjut.
3. Check Your PSU
Power Supply adalah salah satu komponen paling penting yang tidak boleh dianggap remeh karena ialah yang memastikan PC Anda mendapatkan daya yang dibutuhkan untuk bekerja.
Apalagi dengan overclocking, komponen Anda akan bekerja lebih keras dari biasanya. Jadi, Anda juga harus memastikan power supply Anda dapat bekerja dengan baik.
Carilah PSU dengan sertifikasi 80 Plus untuk efisiensi daya dan stabilitas arus listrik yang sempurna, misalnya seperti FSP Hydro, yang memiliki efisiensi daya lebih dari 88% dan rentang arus yang lebar untuk menjamin stabilitas performa.
PSU dengan efisiensi daya yang buruk akan membuat komponen dan PSU Anda lebih cepat panas karena lebih banyak energi listrik yang terbuang menjadi panas.
Sedangkan stabilitas arus dibutuhkan untuk menjamin komponen Anda tetap mendapatkan daya yang dibutuhkan meski dalam kondisi apapun.
Fluktuasi tegangan juga terlebih dahulu sebaiknya dicek ulang, pada PSU yang masih tergolong normal/baik, fluktuasi tegangan tidak boleh lebih dari 5% pada masing masing rail tegangan yang tersedia.
Untuk mengukurnya secara akurat, Anda bisa menggunakan multitester atau, bila anda takut melihat alat-alat listrik (nyahaha), utility bawaan motherboard seperti EasyTune untuk pengguna motherboard GIGABYTE (atau HW Monitor jika mobo Anda tidak memiliki utility khusus) juga bisa digunakan untuk melihat fluktuasi tegangan.
Yang dimaksud dengan fluktuasi tegangan misalnya pada tegangan +12V, minimal hasil pengukuran atau deteksi software monitoring tidak boleh di bawah +11,4V atau tidak boleh lebih dari +12,6.
4. Intel X.M.P / AMD Memory Profile
Aspek ini merupakan yang paling sering terlewatkan oleh para pengguna awam. Padahal profil memory adalah yang paling mudah disetel.
Anda tinggal masuk ke BIOS dan mencari opsi Intel X.M.P atau AMD Memory Profile (tergantung dari procie yang Anda gunakan) dan menghidupkan opsi tersebut. Simpel.
Pasalnya, profil memory ini akan memastikan memori Anda berjalan di kecepatan yang optimal karena jika Anda tidak mengesetnya, kemungkinan besar, memori Anda berjalan lebih lamban dari yang seharusnya.
Sekali lagi, karena ini memang bukan untuk keperluan lomba atau ekstrim overclocking, saya tidak akan membahas fine-tuning untuk memori di sini.
Oh iya, tidak semua memori (RAM) memiliki fitur XMP untuk Intel atau AMP untuk AMD. Cek website resmi dari memori yang Anda gunakan untuk cari tahu ada tidaknya fitur ini.
5. Set Voltage – Don’t Leave it to Auto
Setelah memastikan profil memori, carilah opsi voltase (atau Vcore). Jangan set voltase CPU Anda di opsi Auto. Pasalnya, jika Anda tetap membiarkannya di Auto, kemungkinan besar, CPU Anda akan menarik voltase yang lebih tinggi dari yang dibutuhkannya.
Pilih opsi NORMAL atau masukan angka tegangan standar/default dari prosesor Anda. Anda bisa cari tahu voltase standar CPU Anda dengan googling di dunia maya.
Untuk daily overclocking, voltase ini disetel bukan dengan tujuan untuk mendapatkan frekuensi yang lebih tinggi, namun justru dikunci / ditahan agar tidak terlalu tinggi gara-gara diset Auto – sehingga suhunya masih aman untuk dipakai 24 jam non-stop.
6. Step by Step Improvement
Setelah Anda mengeset voltase, kini saatnya masuk ke settingan CPU. Kecepatan / frekuensi CPU Anda (misalnya, 3.5GHz) merupakan hasil dari Base Clock x Multiplier.
Jika Anda menggunakan procie Intel, tugas Anda lebih mudah karena hanya menyetel multiplier. Namun jika Anda menggunakan procie AMD, Anda juga harus mengatur Base Clock-nya.
Idealnya, untuk overclocking harian, Anda bisa menaikkan kecepatan procie 800 – 1000MHz lebih tinggi dari default (misal 3.5GHz jadi 4.3GHz). Jika Anda punya dana untuk membeli cooling tambahan premium, Anda boleh mencoba lebih tinggi dari angka tadi.
Saya sangat menyarankan untuk menggunakan pendingin aftermarket yang lebih baik kinerjanya dibandingkan pendingin standar bawaan paket penjualan prosesor.
Namun demikian, jangan terlalu maruk juga. Tidak semua produk CPU memiliki ruang overclocking yang sama besar, meski sama serinya. Naik 800MHz itu juga sebenarnya sudah cukup besar peningkatan performanya untuk kebutuhan sehari-hari.
7. Save Your Profile
Hal ini juga yang sering dilupakan oleh banyak orang. Jangan lupa untuk menyimpan profil setting overclocking BIOS Anda. Mobo jaman modern pasti sudah memiliki fitur ini.
Jika terjadi error dan setting kembali ke default, Anda bisa langsung kembali load profile terakhir dan menyesuaikan sedikit. Jika Anda tidak menyimpan profile tadi, Anda harus mengulang semua settingan dari awal lagi.
Selalu Save Profile setiap kali Anda merubah setting, dan buat satu profile baru lagi, setelah Anda berhasil mendapatkan setting yang ideal (yang stabil).
8. Test it Out
Setelah mengunci voltase dan menaikkan frekuensi CPU, Anda harus menguji hasilnya terlebih dahulu.
Jalankan Prime95 untuk memaksa CPU Anda bekerja Full Load setelah di-overclock untuk menguji stabilitasnya. Jika tidak terjadi apa-apa, saya biasanya menghentikannya setelah 1 jam. Jika Anda masih ragu, Anda bisa melanjutkannya sampai 3-8 jam.
Anda juga harus memonitor suhu komponen saat stability test ini dijalankan (dengan HW Monitor atau Core Temp yang saya sebutkan di poin pertama) untuk mengetahui suhu komponen saat kondisi Full-Load.
9. Take a Step Back
Jika Prime95 menunjukkan error atau PC Anda hang saat stability test, Anda punya 2 pilihan. Menaikkan voltase (asal suhunya belum terlalu panas) atau menurunkan kecepatan CPU.
Jika suhunya terlalu panas, Anda juga bisa menurunkan voltase atau menurunkan kecepatan (kecuali Anda mau membeli CPU cooler yang lebih bagus).
Suhu maksimal ini juga akan sangat bervariasi tergantung dari procie yang Anda gunakan. Jadi Anda bisa googling sekali lagi untuk mencari tahu perkiraan suhu yang ideal untuk procie Anda.
10. Internet is Your Best Friend
Terakhir, maaf jika saya tidak bisa terlalu detil step-by-step di sini karena kemungkinan akan jadi terlalu panjang – dan memang tidak bisa step-by-step untuk semua model CPU karena generasi dan model procie yang berbeda akan membutuhkan standar suhu, voltase, dan setting lain yang berbeda-beda.
Namun, internet adalah kawan terbaik Anda. Ketik saja nama procie Anda di Google, Bing, atau yang lain diikuti dengan informasi detil apa yang ingin Anda ketahui – dalam bahasa Inggris, karena hasilnya akan sangat sedikit jika dalam bahasa Indonesia – temperature, max voltage, dan lain-lain.
Yang pasti, 10 tips inilah yang menurut saya yang penting, relevan untuk semua model CPU, dan merupakan cara yang saya gunakan pribadi untuk overclocking PC saya yang 24 jam tanpa shutdown setiap hari – yang mengakibatkan tagihan rekening listrik saya jadi membengkak tiap bulannya kwkkww…
Review| PSU yang abal vs yang handal
sumber Zilbest.com Banyak gamer rela menghabiskan jutaan rupiah demi kartu grafis ataupun prosesor. Namun ketika saatnya memilih Power Supply (PSU), kebanyakan memilih produk murahan atau malah gratisan – yang sepaket dengan casing.
Padahal sebenarnya, PSU merupakan salah satu komponen yang paling tidak boleh dikompromikan. Anda bisa membaca tips yang lebih umum untuk memilih komponen di PC Part Guide.
Kali ini, saya ingin berbagi mengenai perbedaan terbesar antara PSU abal-abal dengan PSU berkualitas.
Sebelum kita masuk ke perbedaannya, mari kita lihat sejenak signifikansi PSU ke PC Anda.
Jika dianalogikan dengan manusia, PSU adalah asupan energi yang kita olah saat kita makan. Anda mau tahu apa yang terjadi jika kita berhenti makan?
Anda bisa melihat video di bawah ini untuk lebih detil dari perspektif biologi, apa yang terjadi ketika kita berhenti makan.
Sederhananya, Anda akan kehilangan tenaga yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan Anda sehari-hari. Jika hal ini terus dilakukan, Anda akan meninggal karena tubuh Anda tidak memiliki cukup bahan yang harus diolah untuk metabolisme.
Kalaupun Anda bisa makan tapi dengan jadwal yang tidak seperti biasanya, kemungkinan besar, Anda akan jadi lebih mudah marah karena emosi yang kurang stabil.
Anda yang pernah berpuasa (baik itu untuk alasan religius, ataupun terpaksa – anak kost biasanya nyahaha…) pasti tahu betul apa maksud saya.
Jika Anda bisa makan tapi bukan makanan yang sehat, kemungkinan besar, Anda akan mendapatkan sekian banyak masalah kesehatan seperti kolesterol, asam urat, obesitas, diabetes, dan kawan-kawannya.
Hal itu jugalah yang akan terjadi ke PC kesayangan jika Anda memilih PSU abal-abal. Berikut ini adalah beberapa perbedaan terbesar antara PSU abal-abal dengan yang handal.
1. Cooling System
Suhu alias temperatur adalah musuh utama dari setiap jeroan PC Anda, baik itu procie, kartu grafis, storage, ataupun PSU.
Ketika sebuah komponen kepanasan, mereka akan secara otomatis menurunkan performanya. Karena, setiap komponen modern memiliki pengaman (fail-safe) yang akan secara otomatis aktif ketika suhu komponen mencapai titik tertentu agar tidak terbakar dan tewas mengenaskan.
Plus, jika suhu PSU tinggi, hal tersebut juga akan berpengaruh untuk komponen di sekitarnya – biasanya kartu grafis yang letaknya di atas PSU di kebanyakan casing.
Jadi, PSU berkualitas selalu memperhatikan sistem pendinginan dengan sangat detil. Misalnya saja seri Hydro X dari FSP, yang merupakan seri menengah dari produsen suplai daya kelas atas ini.
FSP Hydro X dilengkapi dengan Hotcore Fan Control Design yang secara otomatis menyesuaikan pendinginan berdasarkan termometer yang dirancang untuk transformator terpanas sekalipun untuk mengukur suhu komponen PSU dengan akurat.
FSP Hydro X juga dilengkapi dengan kipas berukuran 120mm (double ball bearing) dengan desain aliran udara yang optimal.
Yang pasti, semua PSU yang berkualitas akan menaruh perhatian tinggi terhadap sistem pendinginannya – karena di dunia hardware, panas biasanya berakhir dengan naas.
2. Stability
Stabilitas ini juga tidak kalah penting. Bahkan inilah aspek utama yang dicari dari sebuah PSU berkelas.
Analogi sederhananya, masih sekitar puasa – karena memang pas sekali dengan masalah asupan energi – cobalah berbuka dengan makan tiga piring nasi. Atau malah hanya makan permen sampai saat sahur esok hari. Kemungkinan besar Anda akan sakit maag dalam waktu dekat.
Pola makan yang tidak teratur itu sama buruknya dengan suplai listrik yang tidak stabil. Mungkin Anda tidak akan langsung merasakan dampak negatifnya seketika namun, cepat atau lambat, Anda akan berhadapan dengan banyak masalah karenanya.
PSU yang baik dapat menstabilkan tegangan dan aliran listrik sehingga lebih sehat untuk komponen PC Anda.
FSP Hydro G, yang merupakan seri Premium dari FSP, bahkan menawarkan sirkuit kelas server, kapasitor premium dari Jepang, desain rail 12V yang bertenaga, Active PFC ≧ 99%, dan sejumlah teknologi canggih lainnya untuk menjamin stabilitas listrik tingkat tinggi.
Stabilitas listrik ini begitu krusial karena performa PC Anda juga akan sangat bergantung dari aspek ini. Semakin stabil asupan listrik, semakin stabil pula performa PC Anda.
Review | Silicon Power S102 – Powerbank slim berkapasitas jumbo
Silicon Power menghadirkan inovasi menarik melalui produk powerbank-nya yakni Silicon Power S102. Bentuk dan ukuran yang dihadirkan sangat tipis untuk sebuah powerbank berkapasitas 12000 mAh
Dalam beberapa tahun terakhir ini, perangkat elektronik mengalami perkembangan teknologi yang cukup cepat baik dari segi kemampuan, desain, fitur dan sebagainya. Namun sayangnya untuk urusan baterai, perkembangannya justru tidak terlalu signifikan. Padahal baterai merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi perangkat mobile.
Umumnya baterai pada perangkat elektronik seperti tablet ataupun smartphone hanya mampu bertahan selama satu hari, bahkan bisa habis lebih dini jika digunakan secara intensif. Untuk mengatasi hal tersebut, user umumnya menggunakan powerbank sebagai antisipasi bila tidak menemukan power outlet.
Nah berkaitan dengan hal ini, kami akan mereview salah satu perangkat powerbank terbaru yang dikeluarkan oleh Silicon Power yakni Silicon Power S102 12000 mAh.
DESIGN
Masalah yang kerap terjadi ketika menggunakan powerbank adalah bentuk dan ukurannya yang kurang praktis. Umumnya, ukuran dari powerbank berbanding lurus dengan besar kapasitas yang dimilikinya sehingga sedikit merepotkan.
Silicon Power menghadirkan inovasi menarik melalui produk powerbank-nya yakni Silicon Power S102. Bentuk dan ukuran yang dihadirkan sangat tipis untuk sebuah powerbank berkapasitas 12000 mAh. Lapisan back cover yang digunakannya pun menggunakan lapisan karet sehingga sangat nyaman dan tidak licin ketika digenggam.
Untuk pilihan warna, powerbank ini menyediakan dua pilihan warna yakni hitam dan putih. Dengan begitu, Anda bisa memilih sesuai warna yang anda sukai atau sesuaikan dengan warna perangkat yang Anda gunakan.
SPESIFIKASI
Dari segi spesifikasi, powerbank ini memiliki kapasitas baterai yang cukup besar yakni 12000 mAh, seperti yang sudah dijelaskan di atas. Sementara untuk rate outputnya adalah 5V/ 2.1A. Menariknya, powerbank ini menyediakan 2 port USB sebagai outputnya sehingga Anda bisa menerapkan parallel charging jika ingin men-charge dua perangkat sekaligus, semisal tablet dan smartphone.
Nah untuk lebih jelas mengenai spesifikasinya, berikut kami jabarkan detail spesifikasinya melalui tabel di bawah ini.
Main Spec | Detail |
Dimension | 156.4 x 76.2 x 18.3 mm |
Weight | 280g |
Color | Black and white |
Input | DC 5V/ 2A |
Output | USB 1 DC 5V/ 2.1A ; USB 2 DC 5V/ 1A; USB1 + USB2 DC 5V/ 2.1A |
Lifespan | 500 charge cycles or more |
Charging time | 8 hours |
Operating Temperature | 0°C ~ 45°C (32°F~113°F) |
Capacity | 12000 mAh, Li-Po |
Warranty | 13 months. Kunjungi www.njt.co.id untuk detail |
Performa
Berdasarkan klaim Silicon Power, S102 ini mampu digunakan untuk mengisi baterai perangkat iPhone 6 hingga 4.4x serta memiliki lifespan yang cukup panjang hingga 500 kali lebih. Penggunakan jenis Lithium Polymer baterai memastikan kemampuan dan ketahanan baterai yang lebih lama ketimbang jenis Li-ion yang umumnya masih digunakan pada powerbank kompetitornya.
Informasi dari status baterai powerbank ini bisa diketahui lewat LED indicator yang terdiri dari 4 buah. Dengan begitu Anda dapat memperkirakan seberapa besar kapasitas baterai yang masih tersedia pada powerbank.
Silicon Power S102 ini juga dlengkapi dengan sejumlah teknologi pengamanan, diantaranya : Multi-protections with Over-current(OCP), Under-Voltage(UVP), Over-Voltage(OVP), Short-Circuit(SCP) Selain menjaga keamanan, semua fitur-fitur tersebut diharapkan dapat membantu memperpanjang masa pakai baterai gadget Anda.
Selain itu, Silicon Power juga sudah mengantongi sejumlah sertifikat keselamatan international mulai dari CE, FCC, BSMI , dan RoHS sehingga memastikan bahwa perangkat powerbank ini aman.
Pada paket penjualan tersedia unit S102, dokumen pendukung serta kabel USB. Sementara untuk adaptornya harus dibeli terpisah. Selain itu, harus diperhatikan pula bahwa kedua port pada powerbank ini memiliki rate ampere yang berbeda. Pastikan Anda menggunakan port USB 1 jika menginginkan proses charging yang lebih cepat karena memiliki rate output USB 1 DC 5V/ 2.1A sementara USB 2 DC 5V/ 1A.
Review | Semua Tentang PSU FSP Hydro
FSP sebagai salah satu produsen terkemuka di industry power supply untuk PC, beberapa waktu lalu merilis produk terbaru yakni seri Hydro. Seri Hydro ditujukan bagi para gamer, pengguna high-end multimedia, serta overclocker yang menggunakan PC baik di level mainstream sampai enthusias. Dan uniknya, seri Hydro ini sangat cocok dengan kondisi kelistrikan di Indonesia yang sering tidak stabil. FSP menawarkan PSU Hydro dengan tiga kapasitas berbeda, yaitu 500W, 600W dan 700W, dengan garansi selama 5 Tahun dari PT Nusantara Jaya Teknologi (NJT) selaku distributor tunggal FSP di Indonesia.
Fitur Utama FSP Hydro
- Desain Single Rail +12V
Keunggulan desain Single Rail +12V pada FSP Hydro terletak pada fleksibilitas alokasi daya, khususnya pada periferal yang membutuhkan daya besar seperti pada kartu grafis atau ekstrim overclocking.
Single Rail +12V artinya adalah output tegangan +12V dari PSU tidak terbagi seperti pada konfigurasi Multi Rail. Desain single rail +12V memastikan arus tidak akan terputus dikarenakan pembatasan limit arus pada satu jalur seperti yang digunakan pada konfigurasi multi rail. Sebagai contoh pada sebuah PC terdapat sebuah periferal yang membutuhkan daya sebesar 25 Ampere dan terhubung pada sebuah PSU dengan system Multi Rail +12V yang maksimal pada satu jalur hanya mampu menyediakan maksimal daya sebesar 20 Ampere, maka yang terjadi adalah fitur OCP (Overcurrent Protection) akan aktif dan PSU akan shutdown secara otomatis. Hal ini tidak terjadi pada PSU dengan sistem Single Rail +12V karena tidak ada pembatasan pada jalur tegangan +12V.
- Wide Input AC Range (Toleransi luas untuk tegangan input-Vac)
FSP Hydro menggunakan desain khusus dan komponen berkualitas tinggi untuk Toleransi pada tegangan input-Vac yang tetap dapat mengubah arus AC menjadi DC meski tegangan yang masuk sangat jauh dari kondisi normal
Kondisi kelistrikan di Indonesia secara umum bisa dikatakan sangat tidak stabil dan hal ini sudah menjadi kondisi yang biasa. Namun kondisi listrik yang tidak stabil dalam jangka waktu lama dan terus menerus akan dapat merusak komponen pada PC yang digunakan. Tegangan listrik yang turun naik menyebabkan PSU tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya, dan bila menggunakan PSU tanpa perlindungan arus, tegangan, dan temperature, dapat menyebabkan komponen lain di dalam komputer menjadi rusak.
FSP menciptakan Hydro untuk kondisi seperti ini, dengan memastikan Hydro tetap dapat bekerja dengan toleransi input tegangan 160Vac hingga 280Vac (tegangan listrik normal di Indonesia antara 210Vac hingga 240Vac).
Gambar atas adalah pembuktian FSP Hydro dapat bekerja dengan normal pada kondisi listrik yang buruk atau tidak stabil.
Pengujian dilakukan pada dua kondisi terburuk yang mungkin terjadi, tegangan input 160V dan 280V, dimana pada umumnya PSU tidak dapat bekerja pada kondisi ini. Hal ini dimungkinkan karena FSP menggunakan desain khusus dan komponen berkualitas tinggi yang tetap dapat mengubah arus AC menjadi DC meski tegangan yang masuk sangat jauh dari kondisi normal.
- Sertifikasi 80Plus Bronze 230V EU
FSP Hydro sudah mendapatkan sertifikasi 80Plus Bronze 230V EU
Logo disamping ini pasti akan dapat ditemukan pada kemasan atau pada badan PSU FSP Hydro. Logo ini menunjukkan bahwa FSP Hydro sudah mendapatkan sertifikasi 80Plus Bronze 230V EU (lebih lengkap mengenai sertifikasi 80Plus bisa mempelajarinya di http://www.plugloadsolutions.com/
Lalu, apa makna dari logo tersebut ?
80Plus Bronze 230V EU mengacu pada nilai efisiensi FSP Hydro saat diuji dan disertifikasi oleh pihak 80Plus. Hasil pengujiannya bisa dilihat dibawah ini
Perhatikan pada bagian yang dikotak dengan warna merah, itu adalah FSP Hydro 500W (model: HD500). Hasil pengujian menunjukkan pada beban 50%,(250W) efisiensi terjadi sebesar 88.24% dan hal ini memenuhi persyaratan untuk mendapatkan sertifikasi 80Plus Bronze 230V EU.
Pertanyaan berikutnya pasti adalah apa fungsi dan benefit dari efisiensi tersebut ?
PSU pada dasarnya berfungsi merubah arus AC (listrik dari PLN) menjadi arus DC (jenis arus yang dibutuhkan komponen PC untuk bisa bekerja). Kita sebagai konsumen membayar listrik berdasarkan pengunaan arus AC bukan arus DC, dan kapasitas pada PSU seperti 400W atau 500W dan seterusnya adalah batas maksimal kemampuan PSU menyediakan arus DC bukan arus AC.
Cara menghitung berapa besar listrik dikonsumsi sebuah PC yang membutuhkan total daya 250W (arus DC) dengan menggunakan PSU FSP Hydro adalah sbb berikut
Kita masukkan nilai nilai ke dalam perhitungan diatas menjadi maka kebutuhan listrik (n) = 283.3 watt
Sebuah PC dengan total kebutuhan daya 250W akan membutuhkan arus listrik PLN sebesar 283,3 watt (nilai ini yang kita bayarkan).
Mari kemudian kita bandingkan bila PC yang sama menggunakan PSU generik atau PSU bawaan casing yang biasanya dijual sangat murah. Perlu diketahui, efisiensi PSU generik seperti ini, nilai efisiensinya maksimal 60% dan tentunya tanpa fitur perlindungan seperti pada PSU FSP Hydro.
Konsumsi dayanya sbb : kebutuhan listriknya (n) = 416 watt
PSU yang murah ini akan menyedot daya listrik jauh lebih banyak dibandingkan PSU FSP Hydro yang akan berdampak pada pembayaran tagihan listrik yang lebih tinggi.
- Kabel Ribbon
Kabel Ribbon pada FSP Hydro,dengan bentuk pipih, kabel ini lebih fleksibel, mudah ditekuk dan aliran udara di dalam casing lebih baik
FSP Hydro menggunakan bentuk kabel ribbon atau bentuk pipih untuk semua kabel yang ada kecuali kabel power 24-pin dan 4-pin +12V. Dengan bentuk pipih, saat dipasangkan ke dalam casing, kabel ini lebih fleksibel, mudah ditekuk dan karena bentuknya slim, aliran udara di dalam casing lebih baik sehingga membantu menjaga temperature PC ketika digunakan atau beroperasi.
- Pengatur Kecepatan Kipas
Sebuah IC (Integrated Circuit) khusus ditanamkan di dalam PSU FSP Hydro untuk mendeteksi temperatur dan kemudian mengatur kecepatan kipas sesuai dengan kondisi temperatur yang ada.
Fitur ini menjadikan FSP Hydro tetap hening saat bekerja dan juga umur pakai kipas menjadi lebih panjang.
Review | Mengenal lebih dalam tentang pendingin kartu grafis WINDFORCE dari GIGABYTE
Kartu grafis atau kerap disebut VGA (Video Graphic Array), adalah salah satu komponen penting di dalam sebuah desktop PC. VGA sangat dominan dalam mempengaruhi kinerja aplikasi tiga dimensi, salah satu yang paling popular adalah game. Sebuah desktop PC dengan embel-embel “Gaming” tidak sah rasanya jika tidak menggunakan VGA. Persepsi hampir semua calon konsumen adalah bila pada spesifikasi PC tercantum VGA non onboard, maka dapat dikategorikan sebagai PC Gaming.
Salah satu bagian krusial dari VGA dan bisanya jadi faktor penting pertimbangan ketika memilih VGA adalah desain pendingin yang eye catching dan efisien dalam mendinginkan VGA ketika digunakan. Tidak heran bila semua pabrikan VGA berlomba-lomba menciptakan desain pendingin dengan berbagai macam bentuk dan teknologi, tentu tanpa mengesampingkan faktor estetika pada desain. Salah satu pabrikan VGA yang menjadi barometer solusi pendingin VGA adalah GIGABYTE, dengan solusi pendingin legendaris WINDFORCE.
“WINDFORCE dari GIGABYTE memiliki beberapa varian, tergantung kelas GPU yang digunakan, untuk kelas mainstream disebut WINDFORCE 2X sedangkan kelas enthusiast/high-end GIGABYTE menyebutnya WINDFORCE 3X.”
Pada prinsipnya perbedaan utama terletak pada jumlah kipas yang digunakan, WINDFORCE 2X memiliki dua buah kipas pendingin sedangkan WINDFORCE 3X memiliki tiga buah kipas pendingin.
Desain Kipas Pendingin WINDFORCE
“Alur pada semua bilah kipas pendingin menarik lebih banyak udara tanpa perlu berputar maksimum untuk proses pendinginan yang lebih cepat dan efisien dibanding kipas biasa”
Desain bentuk kipas yang digunakan pada pendingin WINDFORCE berbeda dengan bentuk kipas pendingin pada umumnya. Pada gambar disamping terlihat jelas ada alur pada semua bilah kipas. Alur ini berfungsi untuk menarik udara lebih banyak dibandingkan desain kipas biasa, otomatis dengan volume udara yang lebih banyak maka proses pendinginan akan lebih cepat dan efisien. Dampak positif lainnya dari desain ini adalah putaran kipas tidak perlu pada kecepatan maksimum yang dapat menimbulkan kebisingan untuk menghasilkan efisiensi pendinginan yang baik. Desain ini secara teoritis di klaim oleh GIGABYTE menghasilkan volume udara lebih banyak hingga 23%.
“Putaran kipas berlawanan arah agar tidak terjadi turbulensi udara sehingga udara yang diambil fresh dan temperatur rendah”
Bukan hanya desain kipas, arah perputaran kipas pada WINDFORCE juga berbeda, putaran kipas dengan jumlah kipas lebih dari satu umumnya berputar pada arah yang sama. Tapi untuk WINDFORCE 2X dengan 2 buah kipas pendingin, putaran kedua kipas justru berlawanan arah dengan tujuan agar tidak terjadi turbulensi udara sehingga udara yang diambil oleh kipas adalah udara yang fresh dan temperaturnya rendah. Bila dua buah kipas berputar searah, udara dari kipas pertama akan terambil oleh kipas kedua, dimana udara tersebut temperaturnya sudah naik (akibat pelepasan panas dari kipas pertama).
Khusus untuk WINDFORCE 3X dengan tiga buah kipas pendingin, 2 buah kipas di kiri dan kanan memiliki perputaran yang searah, tapi kipas yang ditengah berputar berlawanan arah dengan putara 2 kipas lainnya. Prinsipnya sama, kipas ditengah menjadi pencegah terjadinya turbulensi udara untuk memastikan udara yang diambil oleh kipas pendingin temperaturnya masih normal atau belum terkontaminasi dari proses pendinginan.
Desain Heat-pipe (pipa menyalur panas)
Gambar disamping menunjukkan bentuk dari heat-pipe yang berfungsi untuk memindahkan panas dari GPU ke heatsink dan selanjutnya panas dilepaskan dengan bantuan kipas. Terlihat jelas desain heat-pipe pada WINDFORCE langsung menyentuh pada bagian GPU tanpa ada material logam lain. Heat-pipe menggunakan bahan tembaga yang dikenal dengan sifat penghantar panas yang baik, sehingga panas dapat dihantarkan dengan lebih cepat ke bagian heatsink.
“Desain heat-pipe WINDFORCE berdampak positif pada kecepatan pendinginan dan secara umum membantu menjaga temperature operasional terutama GPU tetap rendah meski pada kondisi full-load”
Temperatur GPU yang terlalu tinggi dapat menyebabkan game berjalan tersendat, crash, restart dan bahkan pada kondisi overheat dalam jangka waktu lama dapat mengakibatkan GPU rusak secara permanen.
Dengan berbagai penjelasan diatas, jelas dapat disimpulkan bahwa teknologi WINDFORCE dari GIGABYTE ini memberikan beberapa manfaat bagi penggunanya, yaitu :
- Menjaga temperatur operasional tetap rendah dengan tetap mempertahankan tingkat kebisingan yang juga rendah
- Umur pakai kipas lebih panjang karena kipas tidak perlu berputar pada kondisi maksimum. Otomatisi ini akan memperpanjang umur pakai VGA
- WINDFORCE memastikan kinerja atau performa VGA selalu pada performa maksimal sehingga game atau aplikasi tiga dimensi lainnya berjalan dengan lancar dan stabil setiap saat.
Review | GIGABYTE BRIX PRO – Steam Machine Mini Versi GIGABYTE
Bagi Anda yang berkecimpung di dunia game, baik sebagai developer, publisher atau user, tentu mengenal baik Valve yang merupakan salah satu raksasa industri game saat ini. Selama ini Valve dikenal sebagai developer sekaligus publisher dan distributor game-game terkenal seperti Counter Strike, DOTA 2, GTA, Portal, Team Fortress dan masih banyak lagi. Melalui portal digital yang dikenal dengan sebutan Steam, Valve kini terus berkembang untuk mendistribusikan berbagai game secara digital. Saat ini, Valve telah mendistribusikan lebih dari 3700 game. Bahkan menurut estimasi Forbes, 50-70% pendapatan di industri game diperoleh melalui Steam.
Meski menjadi pemimpin di industri game khususnya pada segmen pemasaran video game secara digital, Steam tetaplah rapuh tanpa adanya dukungan sistem operasi sebagai penggerak game yang mereka buat. Terlebih lagi, ketika Apple maupun Microsoft yang mulai membatasi aplikasi yang dapat berjalan di OS mereka. Padahal hampir 75% game yang berada di Steam diperuntukkan untuk sistem operasi Windows. Munculnya isu ini akhirnya membuat CEO Valve, Gabe Newell sampai angkat bicara dengan menyatakan sebagai bencana untuk pengguna PC.
Untuk langkah alternatif, Gabe Newell akhirnya mewacanakan untuk menggunakan platform open-source berbasis Linux yang akhirnya terealisasi. Platform tersebut kini dikenal dengan sebutan SteamOS. Tak hanya itu, Valve juga merambah ke hardware market dengan memproduksi sebuah video game console yang dikenal dengan sebutan Steam Machine atau Steam Box. Perangkat tersebut nantinya akan memiliki Steam Client dan SteamOS yang siap untuk menjalankan game-game keluaran Steam.
Model | Gigabyte Brix Pro BXi5-4570R |
CPU | Intel® Core™ i5 4570R |
GPU | Intel® Iris™ Pro graphics 5200 |
Memory | 2 x SO-DIMM DDR3L slots (DDR3 1.35V) 1333 / 1600 MHz Max. 16GB |
Storage | Supports 2.5” thickness 7.0/9.5mm Hard Drives (1 x 6Gbps SATA3) |
Dari penjabaran spesifikasi tersebut, tentu Anda langsung terfokus pada GPU Iris Pro 5200 yang menjadi satu-satunya prosesor pengolah grafis pada GIGABYTE BRIX Pro ini. Rasa skeptis seperti ini tentu merupakan hal yang wajar karena Grafis onboard milik Intel selama ini memang dipandang sebelah mata.
Namun tunggu dulu, Iris Pro 5200 ini berbeda, grafis onboard ini mungkin bisa dikatakan sebagai kebangkitan prosesor grafis milik Intel. Dari pengujian menggunakan aplikasi benchmark 3DMark Fire Strike, Intel Iris Pro 5200 mampu mencapai skor 1500. Setingkat lebih tinggi dari kemampuan NVIDIA GeForce GT750M. Sementara untuk in-game benchmark di game Battlefield 3 (1080p, low preset) skornya bisa mencapai 35 fps. Dengan hasil pengujian tersebut, maka tidak salah jika GIGABYTE BRIX Pro ini masuk dalam jajaran perangkat Steam Machine.
Berbeda dengan perangkat berbasis Windows, Steam Machine ternyata menggunakan OS khusus yang dikembangkan oleh Valve yang bernama SteamOS.
SteamOS adalah sistem operasi berbasis Linux Debian yang dikembangkan oleh Valve Corporation dan dirancang untuk menjadi sistem operasi utama untuk perangkat konsol Steam Machine. Sistem operasi ini dirilis pada tanggal 13 Desember 2013, bersamaan dengan program Beta-testing yang diujikan kepada 300 Steam user.
SteamOS merupakan sistem operasi yang dirancang khusus untuk bermain video game. Meskipun berbasis Linux, Valve menjamin dukungan penuh terhadap game-game yang dikeluarkan Steam bisa dijalankan di Steam OS. Karena sistem ini bersifat open source sehingga para developer dan user dapat dengan mudah melakukan modifikasi ataupun porting ke sistem operasi ini. Selain itu, Valve juga mengklaim bahwa mereka telah mencapai peningkatan kinerja yang signifikan dalam pengolahan grafis melalui SteamOS.
Karena SteamOS khusus dirancang untuk bermain game, maka ia tidak memiliki banyak fungsi built-in selain untuk web browsing dan bermain game. Misalnya, absennya fungsi file manager dan image viewer. Meskipun begitu, user tetap dapat mengakses dan mengeksplorasi lingkungan desktop GNOME yang digunakan OS ini serta dapat menginstall software yang diinginkan.
Review | Apakah komputer anda VR Ready
Tidak dipungkiri bahwa trend VR semakin hari semakin santer terdengar. Hampir semua produsen komputer berlomba-lomba untuk menghadirkan perangkat atau komponen dukungan untuk VR.
Teknologi komputer bisa dikatakan sebagai ranah teknologi yang paling cepat berubah. Permintaan pasar menjadi indikator dari perubahan itu. VR tampaknya telah merambah ke berbagai orientasi, tidak hanya sebatas game saja. Segmen edukasi, industri, medis, hingga perfilman menjadi target potensial bagi VR untuk berkembang lebih jauh.
Namun pertanyaan besar akhirnya muncul “Apakah PC yang kita gunakan sudah VR-ready?” Ini merupakan pertanyaan mendasar yang otomatis muncul di benak kita terkait VR ini. Apalagi jika mengacu pada sejumlah perangkat pendukung VR seperti Oculus Ready PC yang memiliki rentang harga kisaran $999. Harga tersebut ternyata belum termasuk perangkat utama VR berupa Head Mounted Display (HMD) seperti Oculus RIFT atau HTC Vive Headset.
Terkait dengan permasalahan di atas, akhirnya muncul sebuah solusi berupa aplikasi yakni SteamVR Performance Test dan Rift Compatibility Tool. Kedua aplikasi ini dapat dimanfaatkan untuk mengukur kemampuan PC yang kita gunakan, apakah mendukung VR atau tidak?
SteamVR performance Test, mengacu pada namanya merupakan aplikasi yang dihadirkan oleh Steam. Aplikasi ini secara teknis merupakan aplikasi benchmark yang berisi demo Valves Aperture Robot Repair yang berdurasi 2 menit. Saat menjalankan aplikasi ini, sejumlah komponen PC mulai dari prosesor, memori, sistem operasi serta GPU akan diuji. Jika sistem PC yang digunakan memenuhi kriteria, maka di akhir pengujian akan muncul skor nilai yang mengindikasikan dukungan dan kemampuan PC Anda.
Hasil skor tersebut ditampilkan dalam sebuah parameter dengan istilah average fidelity. Selain itu, indikasi kemampuan sistem juga diperlihatkan melalui pernyataan VR Not Ready, VR Capable, dan VR Ready.
VR Not Ready menunjukkan kemampuan sistem tidak mendukung sama sekali terhadap VR. Sementara untuk VR Capable dan VR Ready, menunjukkan dukungan kemampuan sistem terhadap VR.
Kami pun sempat mencoba mengujikan sistem PC Gaming yang kami gunakan untuk mengetahui seberapa jauh dukungan sistem yang kami gunakan terhadap VR. Perlu diketahui sistem yang kami gunakan adalah sebagai berikut :
PROCESSOR | Intel Core I7-6700K |
MOTHERBOARD | GIGABYTE Z170X-GAMING G1 |
GRAPHICS CARD | GIGABYTE VGA GTX 970 XTREME GAMING, GIGABYTE VGA GV-R928XOC-3GD |
MEMORY | Silicon Power 2x4GB DDR4 |
STORAGE | Silicon Power S60 SSD 120GB, HDD SEAGATE 500GB |
OS | Windows 10 64-bit |
Dan hasil dari system yang kami gunakan pada SteamVR Performance Test adalah :
- Sistem dengan GIGABYTE GTX 970 G1 GAMING : VR Ready – Average Fidelity 6.6 (high)
- Sistem dengan RADEON R9 280X : VR Capable – Average Fidelity 4.8 (medium)
Berbeda dengan SteamVR performance Test, RIFT Compatibility Tool tidak menghadirkan fitur benchmark berupa demo game atau video. Aplikasi yang dihadirkan Oculus ini lebih condong pada validasi spesifikasi saja.
Rupanya RIFT Comptibility Tool menggunakan sistem perbandingan spesifikasi hardware yang kita gunakan dengan versi reference milik mereka. Jika sistem yang kita gunakan ternyata memiliki spesifikasi lebih rendah maka otomatis tidak akan mampu mendukung Oculus RIFT diindikasikan dengan pernyataan “Your PC is not ready for Rift.” Meski begitu, RIFT Compatibility Tool ini tetap memberikan solusi di mana akan muncul spesifikasi hardware yang direkomendasikan sehingga Anda akan tahu spesifikasi hardware mana yang perlu diubah dan mana yang tetap dipertahankan.
Review | Seberapa Pentingkah Peran DPI dan Poling Rate Pada Mouse gaming
Sebelumnya, mouse menggunakan mekanisme bola karet yang terletak di bawah mouse yang dapat digelindingkan ke segala arah (omni direction). Penggunaan bola karet ini ternyata memiliki kendala yang umum terjadi yakni, hilangnya tingkat sensitivitas dan presisi dari mouse tersebut akibat bola karet yang kotor. Hal tersebut terjadi dikarenakan bola karet akan menangkap setiap kotoran, seperti remah manakan ataupun debu yang berada pada alas mouse (mouse pad) yang akan menumpuk seiring lamanya penggunaan. Solusinya, kita harus membersihkan mouse tersebut, khususnya pada bagian bola karetnya secara berkala.
Saat ini trend penggunaan mouse mulai bergeser pada jenis optical yang umumnya menggunakan basis cahaya dan sebuah kamera kecil. Seiring mouse digerakkan, cahaya tersebut mulai berpendar di bawah permukaan mouse dan menangkap ratusan gambar per detik. Data dari gambar tersebut digunakan mouse sebagai bahan perbandingan sehingga mouse dapat menentukan arah pergerakan dari penggunanya. Selanjutnya mouse akan mengirimkan data ini ke komputer (processor) sehingga pada akhirnya output berupa kursor akan ditampilkan di layar monitor.
Selain jenis optik, terdapat pula jenis laser mouse yang memiliki prinsip yang sama. Bedanya hanya terletak pada penggunaan cahayanya saja. Laser mouse umumnya menggunakan cahaya infrared ketimbang cahaya tampak (visible light).
Gaming mouse baik berbasis laser maupun optic secara teknis selalu diidentikan dengan DPI (dot Per Inch) dan polling rate. Namun apakah arti dari kedua nilai tersebut? apakah berarti semakin besar nilainya, maka akan memberikan output yang baik pula? Pada praktiknya, kedua spesifikasi di atas hanya berlaku dan memberikan manfaat lebih banyak hanya pada gamer. Spesifikasi tersebut dibutuhkan guna memberikan reaksi cepat pada gamer saat bermain game sehingga dapat memberikan pengalaman bermain yang benar-benar real-time dengan delay sekecil mungkin. Lain ceritanya jika kedua spesifikasi di atas hanya digunakan untuk penggunaan browsing internet atau digunakan pada spreadsheet atau word processing.
DPI
Dots Per Inches atau Counts Per Inches sering kali disalah artikan sebagai tolak ukur dalam menilai kualitas sensor. Hmm…ini sebetulnya sebuah pemahaman yang kurang tepat. DPI/CPI hanya perhitungan pergerakan cursor sehubungan dengan jarak yg dihasilkan dari pergerakan mouse, jadi semakin besar DPI yang digunakan maka semakin pendek jarak yg ditempuh saat menggerakkan mouse.
Sebuah mouse dengan nilai DPI yang besar akan memberikan manfaat lebih saat digunakan pada game yang membutuhkan pergerakan yang kecil seperti saat memainkan game FPS di mana Anda dapat membidik target lewat riffle secara lebih mudah sehingga hasilnya akan lebih akurat. Meski begitu, DPI tinggi, tidak selalu memberikan keuntungan. Ketika memainkan game yang tidak membutuhkan fungsi zoom misalanya, maka nilai DPI yang tinggi justru akan menjadi mouse terlalu sensitif saat digerakkan. Sering kali kurangnya pemahaman akan hal tersebut menjadi makanan empuk bagi marketing perusahaan gaming yg mengembar-gemborkan DPI/CPI setinggi-tingginya.
POLLING RATE
Merupakan kecepatan informasi yg diberikan oleh mouse dalam melacak setiap pergerakannya. Gaming mouse saat kini kebanyakan telah memberi option utuk bebas memilih dari 125-1000Hz. Sebagai informasi, berikut merupakan respond time dari masing-masing rate : 125hz – 8ms, 250hz – 4ms, 500hz – 2ms, 1000hz – 1ms
Lantas pertanyaan yg muncul berikutnya apakah semakin tinggi polling rate maka semakin baik? belum tentu.
Seperti telah disebutkan sebelumnya, polling rate menjelaskan informasi mengenai seberapa sering mouse memberikan report posisi kepada komputer. Jika sebuah mouse memiliki polling rate 125 Hz, ini artinya, mouse tersebut akan memberikan report kepada komputer setiap 8 millisecond. Sementara mouse dengan polling rate 500 Hz mampu memberikan report kepada komputer setiap 2 millisecond.
Memilih Jenis Mouse yang Tepat
Melihat dari penjelasan di atas, maka kita sampai pada akhir kesimpulan. Bagaimana memilih jenis mouse yang tepat? Baik DPI maupun polling rate, keduanya merupakan faktor yang harus dipertimbangkan. Semakin tinggi nilai DPI dan Polling rate, belum tentu berdampak baik. Fungsi DPI maupun polling rate harus disesuaikan juga dengan penggunaan.
Maka dari itu, sebuah mouse yang baik adalah jenis mouse yang memiliki pengaturan untuk mengkonfigurasikan kedua nilai tersebut. Salah satu mouse gaming yang menghadirkan kemudahan pengaturan konfigurasi DPI dan Polling rate adalah Roccat Kiro, brand periferal Gaming asal Jerman.
Mouse ini secara spesifikasi menyediakan pengaturan DPI hingga 4000 DPI yang bisa dikonfigurasikan dengan sangat mudah dan cepat lewat aplikasi Roccat Swarm. Begitu juga dengan nilai polling rate-nya. Roccat Kiro memiliki nilai polling rate cukup tinggi yakni 1000Hz yang artinya report posisi dari mouse ini akan dikirimkan kepada komputer setiap 1 millisecond. Kemudahan kustomisasi memungkinkan Roccat Kiro digunakan maksimal baik pada game yang membutuhkan mouse berpolling rate tinggi seperti pada genre RTS (Real Time Strategy) atau gameplay super intens atau pada game yang membutuhkan mouse berDPI tinggi seperti pada game bergenre FPS.
Review | FSP HYPER M 600W, PSU untuk Gamer Kelas Menengah
Sumber MetroTvNews : Jika di ulasan sebelumnya kami mengulas FSP HYDRO G 850W yang merupakan power supply untuk kelas enthusiast, FSP HYPER M 600W merupakan power supply untuk kalangan gamer kelas menengah.
Selain memiliki daya yang lebih rendah, power supply ini juga tidak memiliki fitur semewah HYDRO G 850W. Meski demikian, ia masih sangat mumpuni untuk digunakan sebagai penyuplai daya ke PC Anda.
Berbeda sedikit dengan saudaranya, HYPER M 600 merupakan power supply yang dirancang khusus untuk para gamer dengan konsumsi daya menengah. Power supply ini memiliki efisiensi daya di atas 85 persen, 5 persen lebih rendah dari HYDRO G 850W, tetapi masih termasuk tinggi untuk power supply di kelasnya.
Untuk komponennya, power supply ini tidak banyak berbeda dengan HYDRO G 850. Ia masih menggunakan desain single rail bertegangan +12V dan active PFC di atas 99 persen. Power supply ini juga memiliki kipas 12mm yang mampu mendinginkan komponen di dalamnya secara optimal, serta telah memiliki berbagai sertifikasi keamanan.
Untuk memudahkan pemasangan kabelnya, HYPER M 600W hadir dengan sistem kabel modular. Kabel yang terdapat di power supply ini semuanya bisa dilepas sehingga Anda bisa menggunakannya sesuai dengan kebutuhan. Power supply ini telah kompatibel dengan desain motherboard yang menggunakan standar ATX12V dan kartu grafis yang menggunakan standar EPS12V.
Berbeda dengan HYDRO G 850W, power supply ini hanya mampu menampung satu kartu grafis saja karena keterbatasan dayanya yang hanya 600W. Selain itu, ia juga tidak memiliki sertifikasi SLI maupun CrossFire. Meski demikian, ia masih memiliki konektor SATA yang cukup banyak, yaitu 9 buah konektor.
Bagi Anda yang hanya ingin membangun sebuah PC untuk sekedar mampu bermain game tanpa dukungan hardware kelas atas yang rakus daya, HYPER M 600W bisa menjadi pilihan karena telah mendukung memiliki fitur dan standar performa yang mumpuni untuk sebuah PC gaming kelas menengah.