Review | 10 Tips untuk daily / beginner cpu overclocking
SUMBER ZLBEST.COM Overclocking itu merupakan solusi paling ideal untuk menambah performa PC gaming tanpa menguras biaya. Namun demikian, saya tahu masih banyak yang takut mencoba. Padahal di jaman modern sekarang ini, overclocking sudah jauh ramah terhadap pengguna awam.
Pasalnya, setiap komponen sekarang memiliki pengaman (fail-safe) yang akan menurunkan kecepatan ataupun restart jika kita memaksa performa terlalu jauh.
Di satu sisi, mungkin juga ada di antara Anda yang masih bingung dengan langkah-langkah yang harus dilakukan. Karena itulah artikel ini dibuat.
Sebelum Anda mulai membaca, seperti biasa, saya ingin meluruskan satu hal terlebih dahulu. Tips ini saya buat bagi mereka yang pemula ataupun yang ingin belajar overclocking untuk kebutuhan sehari-hari.
Jika Anda ingin belajar overclocking tingkat menengah ke atas, misalnya yang untuk kepentingan kompetisi, Anda bisa belajar lebih jauh di situs lain yang memang khusus untuk overclocking.
Jujur saja, saya belajar overclocking juga hanya karena pelit… wkwkwkw… Saya tidak mau mengupgrade PC saya setiap kali ada produk baru keluar namun saya ngotot ingin PC saya selalu kencang untuk kebutuhan saya sehari-hari, baik itu untuk bekerja ataupun bermain game.
Jadi, tanpa basa-basi lagi, inilah 10 Tips Overclocking untuk Daily / Beginner CPU Overclocking.
1. Temperature Monitor – HW Monitor / Core Temp
Suhu atau panas adalah musuh utama komponen PC Anda. Apalagi dengan overclocking, suhu komponen Anda akan sedikit lebih panas dari kondisi default.
Selain itu, ketika satu komponen menyentuh suhu tertentu, performanya akan jadi tidak stabil. Karena itulah, hal pertama yang Anda butuhkan adalah software untuk memonitor suhu komponen Anda.
Anda bisa memilih antara HW Monitor ataupun Core Temp, atau malah keduanya.
Saya kira penggunaan monitor suhu ini sederhana. Jika Anda melihat CPU Anda mencapai suhu tertentu – yang bisa Anda lihat dari kedua software ini – Anda bisa kembali menyesuaikan settingan untuk menurunkan kecepatan ataupun voltase.
Satu hal yang perlu dicatat, terkadang kedua software tidak terlalu akurat dalam membaca temperatur maupun tegangan.
Opsi lainnya, Anda juga bisa menggunakan utility dari motherboard yang Anda gunakan untuk keperluan ini. Misalnya, jika Anda menggunakan motherboard GIGABYTE, ada EasyTune yang bisa dipakai.
Jika Anda malas dan tidak ingin repot, Anda bisa menjalankan auto express installation yang ada di CD Driver bawaan dari paket penjualan motherboard GIGABYTE.
2. Prime95
Selain software monitoring suhu tadi, Anda bisa mengunduh Prime95 karena software ini digunakan sebagai stability test.
Ketika Anda overclocking, akan ada kemungkinan performa PC Anda jadi tidak stabil karena itulah Anda membutuhkan software ini.
Stability test ini akan menjalankan PC Anda dalam kondisi Full-Load selama durasi tertentu. Jadi, jika hasil overclocking Anda kurang stabil, software ini akan memberitahukannya ke Anda (atau bisa juga PC Anda akan hang pada saat testing) sehingga Anda bisa memperbaiki settingan overclock dan Anda tidak perlu khawatir PC Anda akan hang pada saat bekerja ataupun bermain game.
Prime95 hanya digunakan untuk menguji stabilitas prosesor dan memori (RAM) saja. Jadi software ini tidak berlaku untuk pengujian kartu grafis – mungkin lain waktu kita akan membahas untuk overclocking kartu grafis.
Nanti kita akan membahas cara pengujiannya lebih lanjut.
3. Check Your PSU
Power Supply adalah salah satu komponen paling penting yang tidak boleh dianggap remeh karena ialah yang memastikan PC Anda mendapatkan daya yang dibutuhkan untuk bekerja.
Apalagi dengan overclocking, komponen Anda akan bekerja lebih keras dari biasanya. Jadi, Anda juga harus memastikan power supply Anda dapat bekerja dengan baik.
Carilah PSU dengan sertifikasi 80 Plus untuk efisiensi daya dan stabilitas arus listrik yang sempurna, misalnya seperti FSP Hydro, yang memiliki efisiensi daya lebih dari 88% dan rentang arus yang lebar untuk menjamin stabilitas performa.
PSU dengan efisiensi daya yang buruk akan membuat komponen dan PSU Anda lebih cepat panas karena lebih banyak energi listrik yang terbuang menjadi panas.
Sedangkan stabilitas arus dibutuhkan untuk menjamin komponen Anda tetap mendapatkan daya yang dibutuhkan meski dalam kondisi apapun.
Fluktuasi tegangan juga terlebih dahulu sebaiknya dicek ulang, pada PSU yang masih tergolong normal/baik, fluktuasi tegangan tidak boleh lebih dari 5% pada masing masing rail tegangan yang tersedia.
Untuk mengukurnya secara akurat, Anda bisa menggunakan multitester atau, bila anda takut melihat alat-alat listrik (nyahaha), utility bawaan motherboard seperti EasyTune untuk pengguna motherboard GIGABYTE (atau HW Monitor jika mobo Anda tidak memiliki utility khusus) juga bisa digunakan untuk melihat fluktuasi tegangan.
Yang dimaksud dengan fluktuasi tegangan misalnya pada tegangan +12V, minimal hasil pengukuran atau deteksi software monitoring tidak boleh di bawah +11,4V atau tidak boleh lebih dari +12,6.
4. Intel X.M.P / AMD Memory Profile
Aspek ini merupakan yang paling sering terlewatkan oleh para pengguna awam. Padahal profil memory adalah yang paling mudah disetel.
Anda tinggal masuk ke BIOS dan mencari opsi Intel X.M.P atau AMD Memory Profile (tergantung dari procie yang Anda gunakan) dan menghidupkan opsi tersebut. Simpel.
Pasalnya, profil memory ini akan memastikan memori Anda berjalan di kecepatan yang optimal karena jika Anda tidak mengesetnya, kemungkinan besar, memori Anda berjalan lebih lamban dari yang seharusnya.
Sekali lagi, karena ini memang bukan untuk keperluan lomba atau ekstrim overclocking, saya tidak akan membahas fine-tuning untuk memori di sini.
Oh iya, tidak semua memori (RAM) memiliki fitur XMP untuk Intel atau AMP untuk AMD. Cek website resmi dari memori yang Anda gunakan untuk cari tahu ada tidaknya fitur ini.
5. Set Voltage – Don’t Leave it to Auto
Setelah memastikan profil memori, carilah opsi voltase (atau Vcore). Jangan set voltase CPU Anda di opsi Auto. Pasalnya, jika Anda tetap membiarkannya di Auto, kemungkinan besar, CPU Anda akan menarik voltase yang lebih tinggi dari yang dibutuhkannya.
Pilih opsi NORMAL atau masukan angka tegangan standar/default dari prosesor Anda. Anda bisa cari tahu voltase standar CPU Anda dengan googling di dunia maya.
Untuk daily overclocking, voltase ini disetel bukan dengan tujuan untuk mendapatkan frekuensi yang lebih tinggi, namun justru dikunci / ditahan agar tidak terlalu tinggi gara-gara diset Auto – sehingga suhunya masih aman untuk dipakai 24 jam non-stop.
6. Step by Step Improvement
Setelah Anda mengeset voltase, kini saatnya masuk ke settingan CPU. Kecepatan / frekuensi CPU Anda (misalnya, 3.5GHz) merupakan hasil dari Base Clock x Multiplier.
Jika Anda menggunakan procie Intel, tugas Anda lebih mudah karena hanya menyetel multiplier. Namun jika Anda menggunakan procie AMD, Anda juga harus mengatur Base Clock-nya.
Idealnya, untuk overclocking harian, Anda bisa menaikkan kecepatan procie 800 – 1000MHz lebih tinggi dari default (misal 3.5GHz jadi 4.3GHz). Jika Anda punya dana untuk membeli cooling tambahan premium, Anda boleh mencoba lebih tinggi dari angka tadi.
Saya sangat menyarankan untuk menggunakan pendingin aftermarket yang lebih baik kinerjanya dibandingkan pendingin standar bawaan paket penjualan prosesor.
Namun demikian, jangan terlalu maruk juga. Tidak semua produk CPU memiliki ruang overclocking yang sama besar, meski sama serinya. Naik 800MHz itu juga sebenarnya sudah cukup besar peningkatan performanya untuk kebutuhan sehari-hari.
7. Save Your Profile
Hal ini juga yang sering dilupakan oleh banyak orang. Jangan lupa untuk menyimpan profil setting overclocking BIOS Anda. Mobo jaman modern pasti sudah memiliki fitur ini.
Jika terjadi error dan setting kembali ke default, Anda bisa langsung kembali load profile terakhir dan menyesuaikan sedikit. Jika Anda tidak menyimpan profile tadi, Anda harus mengulang semua settingan dari awal lagi.
Selalu Save Profile setiap kali Anda merubah setting, dan buat satu profile baru lagi, setelah Anda berhasil mendapatkan setting yang ideal (yang stabil).
8. Test it Out
Setelah mengunci voltase dan menaikkan frekuensi CPU, Anda harus menguji hasilnya terlebih dahulu.
Jalankan Prime95 untuk memaksa CPU Anda bekerja Full Load setelah di-overclock untuk menguji stabilitasnya. Jika tidak terjadi apa-apa, saya biasanya menghentikannya setelah 1 jam. Jika Anda masih ragu, Anda bisa melanjutkannya sampai 3-8 jam.
Anda juga harus memonitor suhu komponen saat stability test ini dijalankan (dengan HW Monitor atau Core Temp yang saya sebutkan di poin pertama) untuk mengetahui suhu komponen saat kondisi Full-Load.
9. Take a Step Back
Jika Prime95 menunjukkan error atau PC Anda hang saat stability test, Anda punya 2 pilihan. Menaikkan voltase (asal suhunya belum terlalu panas) atau menurunkan kecepatan CPU.
Jika suhunya terlalu panas, Anda juga bisa menurunkan voltase atau menurunkan kecepatan (kecuali Anda mau membeli CPU cooler yang lebih bagus).
Suhu maksimal ini juga akan sangat bervariasi tergantung dari procie yang Anda gunakan. Jadi Anda bisa googling sekali lagi untuk mencari tahu perkiraan suhu yang ideal untuk procie Anda.
10. Internet is Your Best Friend
Terakhir, maaf jika saya tidak bisa terlalu detil step-by-step di sini karena kemungkinan akan jadi terlalu panjang – dan memang tidak bisa step-by-step untuk semua model CPU karena generasi dan model procie yang berbeda akan membutuhkan standar suhu, voltase, dan setting lain yang berbeda-beda.
Namun, internet adalah kawan terbaik Anda. Ketik saja nama procie Anda di Google, Bing, atau yang lain diikuti dengan informasi detil apa yang ingin Anda ketahui – dalam bahasa Inggris, karena hasilnya akan sangat sedikit jika dalam bahasa Indonesia – temperature, max voltage, dan lain-lain.
Yang pasti, 10 tips inilah yang menurut saya yang penting, relevan untuk semua model CPU, dan merupakan cara yang saya gunakan pribadi untuk overclocking PC saya yang 24 jam tanpa shutdown setiap hari – yang mengakibatkan tagihan rekening listrik saya jadi membengkak tiap bulannya kwkkww…